TOPIK

Cerpen

  • Cerpen: Pengusaha Muda

    Malam penuh syahdu. Roni terpesona dengan keindahan alunan musik orkes yang diaminkan anak-anak biara itu.

  • Cerpen: Puisiku Yang Kamu Baca

    Demikian akhir-akhir ini, aku senantiasa ditemani oleh kondisi badmood. Memang demikianlah hidup. Kata dosenku. 

  • Cerpen: Dosa Jadi Donat

    Di bawah pohon kelor yang rindang di depan rumah, aku duduk termenung sambil memandangi kotak rokok di tanganku. 

  • Cerpen: Untukmu yang Telah Pergi

    Aku tidak yakin bahwa engkau sedang tidak baik-baik saja setelah semua luka, duka dan traumamu menjadi sembuh. 

  • Cerpen: Panggil Saja Diasi Molas

    Ada sesuatu di balik nama itu yang membuatku merasa terikat. Bayangkan, orang tuanya benar-benar menamai anak mereka cantik.

  • Cerpen: Senja di Ujung Harapan

    Arya, yang duduk dengan tenang, menoleh. Wajahnya penuh keriput, tetapi matanya masih menyala dengan semangat yang tak pudar. "Kita masih bisa berubah

  • Cerpen: Mama Meri

    Sudah tiga puluh pesan yang belum dibaca oleh Mama Meri dan masih terus muncul pesan baru lainnya di grup itu. 

  • Cerpen: Cerita Singkat untuk Kisah yang Panjang 

    Aku memiliki satu alasan untuk tidak mengatakan perasanku padamu, tetapi aku memiliki seribu alasan untuk mengutarakannya! 

  • Cerpen: Ijazah Rupa-Rupa

    Mereka berdua melanjutkan langkah menuju rumah Sumpel. Sementara itu, di dalam hati Sumpel bergolak rasa bersalah. 

  • Cerpen: Di Ujung Rasa Cukup

    Orang-orang seolah telah berlalu bersama waktu, menyisakan hanya ingatan tentang mereka yang dulu berjasa besar dalam hidupku.

  • Cerpen: Camat Sembarang

    Masih ingatkah kecelakaan November yang sangat mengerikan? Mobil menabrak pembatas jalan dan jatuh di jurang yang dalam jam 24.11.27.

  • Cerpen: Racun Tak Berwujud

    Namun, pandangannya tertuju pada sesuatu yang aneh di sudut cermin. Ada sebuah garis hitam kecil, nyaris tak terlihat, di bagian pojok cermin. 

  • Cerpen: Seperti Pelangi

    Aku sedikit kaget karena memang aku berasal dari NTT, tepatnya dari sebuah kampung di tanah Manggarai. 

  • Cerpen: Jejak Langkah Sang Reformis

    Kota ini telah menjadi saksi bisu perjalanannya, dari seorang pemuda biasa hingga menjadi figur politik yang diperhitungkan. 

  • Cerpen: Rakyat yang Lupa Tersenyum

    “Apa gunanya semua ini kalau perut tetap kosong?” gumamnya sambil mengusap peluh di dahinya yang mulai memutih oleh usia. 

  • Cerpen: Mama Tidak Mengerti 

    Aster Bili Bora,sastrawan tinggal di Tambolaka, Sumba Barat Daya, NTT, menulis cerita pendek (cerpen) berjudul Mama Tidak Mengerti.

  • Cerpen: Surat untuk Enu

    Siapa yang melarangmu mencintai? Tidak ada! Bahkan diriku pun juga tidak. Mengapa? Sebab cinta adalah suatu kebutuhan dalam diri kita.

  • Cerpen: Bidadari Kuburan 

    Ini pertama kalinya aku mengunjung pusara kakekku. Maklumlah, sebelumnya keluargaku tinggal di pulau seberang yang letaknya cukup jauh. 

  • Cerpen: Jejak Yang Terhapus

    Ia kaget ketika Pa Narto suaminya yang dari tadi asyik menikmati kopi sambil membaca buku tiba-tiba bertanya kepadanya.

  • Cerpen: Meninggal di Siang Hari

    Yohan membaca satu persatu judul buku yang dicarinya, tanpa menghiraukan kedatangan Paulina. Kemudian ia duduk di salah satu kursi dan mulai membaca.

  • Cerpen: Maaf, Aku Mencintaimu

    Apa mungkin Denada tak mengetahui isi hati Toni atau mungkin dari gelagat yang berbeda Denada merasakan hal yang sama?

  • Cerpen: Nasabah yang Hilang

    “Selamat pagi, kaka” seorang menyapa Kaka Ratna, perempuan muda berusia 30 tahun, yang sedang membersihkan halaman depan rumahnya.

  • Cerpen: Air Mata Dara

    Dara membuka pintu itu dengan hati-hati. Tampak ruangan yang begitu besar dan luas. Tersedia makanan mewah yang masih tertata dengan rapi.

  • Cerpen: Sebelum Berbaju Pernah Berjubah

    Setiap langkah Febri menghiasi kehidupan di Wae Langkok. Ia merangkai kebersamaan dengan ladang-ladang hijau yang menari-nari di bawah langit biru.

  • Cerpen: Menyulam Asa di Bawah Langit Nusa Tenggara

    Ursula adalah bukti bahwa mimpi bisa diraih meski dengan segala keterbatasan. Di bawah langit Nusa Tenggara, asa terus disulam.

  • Cerpen: Perempuan Buku Reborn

    Kembali ke Jakarta setelah hampir satu dekade menjauh bagai dream comes true. Semua berubah. Penampilan berubah. Pergaulannya lebih selektif.

  • Cerpen: Suamiku Bukan Pastor Parokiku

    Lelaki yang tidak kurang seperti rohaniwan, kini persis seperti pastor parokiku. Namun, aku tak mungkin memilikinya.

  • Cerpen Aster Bili Bora: Kamar Beraroma Cinta

    Cinta Ngeke dengan Rua Kawato umur pendek pula. Belum satu tahun Ngeke minta putus. Rua Kawato dendam mati. Dalam tidur malam ia melepaskan pukulan.

  • Cerpen - Perempuan Seribu Malam

    Lidia bangun perlahan dan ketuk pintu Heri berkali-kali. Heri bangun buka pintu dan bertanya mengapa. Dengan tubuh gemetar Lidia langsung peluk Heri

  • Di Antara Aku dan Dia Ada Tembok Terbentang Indah Beraroma Cinta

    Matanya seakan tidak berkedip bersyukur menikmati panorama danau Weekuri yang luar biasa, hadiah cuma-cuma dari Tuhan untuk Sumba Barat Daya

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved