Breaking News

Cerpen

Cerpen: Cerita Singkat untuk Kisah yang Panjang 

Aku memiliki satu alasan untuk tidak mengatakan perasanku padamu, tetapi aku memiliki seribu alasan untuk mengutarakannya! 

Editor: Dion DB Putra
www.jonvilma.com
ilustrasi 

Oleh Stefan Bandar
Aggota biara Rogationis Maumere, Flores, NTT 

“Di sini namamu menyala oleh api rinduku bersama doa-doa yang kau titip dahulu.” 

 Jika engkau bertanya hal yang aku inginkan saat ini, aku hanya ingin kembali ke masa kita dulu, saat engkau selalu membagi ceritamu sedangkan aku asyik memandang wajahmu. 

Jika engkau bertanya hal yang paling ingin kukatakan kepadamu, aku hanya ingin mengatakan ‘aku mencintaimu dengan seluruh dan sungguh tanpa peduli apa kata orang’.  

Dan jika engkau bertanya penyesalan terdalam yang pernah kurasakan dalam hidupku,  maka perpisahan denganmu sebatas teman tanpa kukatakan isi hatiku adalah penyesalan terhebat dalam hidupku. 

Memang benar bahwa cinta itu tidak harus memiliki. Benar jaga bahwa kita tidak bisa mengubah takdir. Tetapi bagaimana mungkin aku bisa mengamini semua hal ini jika aku tidak sempat mengatakan perasaanku padamu? 

Apakah sebuah kemustahilan untuk kita bersama jika aku mengatakan isi hatiku? 

Pada akhirnya aku menyadari bahwa di depanmu aku tidaklah lebih dari seorang pecundang. Mungkin saja engkau bukan seperti bintang yang bisa kukagumi tanpa bisa kupetik. 

Mungkin saja engkau tidak seperti gunung yang bisa kupandangi tanpa bisa kupeluk. Mungkin saja! 

Benar kata orang bahwa hal yang menyakitkan saat kita menjadi tua adalah penyesalan. Aku belum terlalu tua, tetapi hal yang paling menyakitkan setelah hari itu adalah penyesalan. 

Aku memiliki satu alasan untuk tidak mengatakan perasanku padamu, tetapi aku memiliki seribu alasan untuk mengutarakannya! 

Kau tahu, hari-hari setelah itu aku selalu merindukanmu. Aku sangat merindukanmu! 

Aku ingin kita kembali berjalan bersama, saling menemukan saat pulang sekolah,  singgah di warung pinggir jalan membeli beberapa makanan ringan, dan banyak hal lainnya. Ketahuilah, semua hal itu abadi di sini! 

Aku tidak ingat lagi hari pertama kita bertemu. Aku lupa hal apa yang membuat kita saling menemukan lalu menjadi dekat sedekat nadi dan jantung. Aku lupa bagaimana sampai-sampai aku tidak ingin engkau pergi dari sisiku. 

Tapi yang aku ingat bahwa saat bersamamu aku begitu bahagia. Senyummu, candamu, wajahmu, caramu memanggilku, adalah hal-hal yang selalu menyala di sini. Selalu ada kesenangan jika bersamamu.  

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved