Cerpen
Cerpen: Untukmu yang Telah Pergi
Aku tidak yakin bahwa engkau sedang tidak baik-baik saja setelah semua luka, duka dan traumamu menjadi sembuh.
Oleh: Stefan Bandar
POS-KUPANG.COM - Hai.. Bagaimana kabarmu saat ini? Aku tidak yakin bahwa engkau sedang tidak baik-baik saja setelah kau temukan tujuan dari seluruh perjuanganmu.
Aku tidak yakin bahwa engkau sedang tidak baik-baik saja setelah kau tinggalkan tempat persinggahanmu ini.
Aku tidak yakin bahwa engkau sedang tidak baik-baik saja setelah semua luka, duka dan traumamu menjadi sembuh.
Aku di sini tidak perlu kau khawatirkan. Aku selalu baik-baik saja.
Selalu tersenyum menyambut mentari pagi, lalu mengikhlaskannya pergi bersama senja kepada pangkuan malam.
Selalu bahagia ketika gerimis turun perlahan lalu berubah menjadi hujan yang menyiram bunga mawar yang kau tanam dulu.
Setelah terakhir kali kita bertemu, ada sekian rindu yang hinggap pada langit malamku.
Aku selalu meminta Tuhan agar kita kembali bertemu walaupun sedetik saja.
Aku selalu berdoa agar setidaknya aku bisa memelukmu sekali lagi meski hanya untuk sebentar saja. Tapi nyatanya... akh, sudahlah!
Bagaimana dengan langit dan bumimu di sana? Sejauh apa engkau berjalan saat itu hingga engkau tiba di sana?
Katakan, setidaknya aku dapat tahu sejauh apa perjalananmu hingga engkau terlalu lelah untuk sekadar datang mengunjungiku.
Atau, sekeras apa harus aku teriak memanggil namamu agar engkau dapat mendengar suaraku?
Sejujurnya aku sungguh penasaran dengan bumi tempatmu kini berpijak dan langit tempatmu kini berteduh.
Aku penasaran bagaimana embun-embun berlarian meninggalkan dedaunan saat mentari muncul, bagaimana senja menguning di langit barat yang berpamitan kepada malam yang segera tiba, bagaimana bintang bertebaran pada langit malam lalu mencoba menulis beberapa kata yang tidak pernah kita paham.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.