Sidang Kasus Prada Lucky

Sidang Kasus Prada Lucky Namo, Saksi Pratu Kanisius Wae Banyak Lupa dan Tidak Tahu

Pratu Kanisius merupakan provost dan bertugas pada akhir Juli 2025 atau waktu dimana Prada Lucky Namo disiksa oleh para seniornya.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
HADIR - Saksi 7 Pratu Kanisius Wae saat dihadirkan dalam persidangan dewan terdakwa Lettu Inf Ahmad Faisal dalam perkara Prada Lucky Namo. 

"Jam 21.00 saksi datang, tidak lama setelah itu terdakwa menyuruh, saksi melihat. Jam 10 (malam) terdakwa datang," kata Letkol Alex Panjaitan. 

Dia menyebut sempat melihat Pratu Abner datang ke ruangan itu dan melakukan pemukulan ke almarhum. Tapi, Pratu Kanisius tidak mengingat jam berapa. 

"Coba ingat-ingat kembali. Tenang, coba tenang. Tadi sudah dijawab. Mungkin bingung," kata Oditur Militer Letkol Alex Panjaitan. 

Letkol Alex Panjaitan kemudian meminta pandangan dari Pratu Kanisius tentang sikap Lettu Inf Ahmad Faisal ketika melihat situasi demikian. Harusnya seorang komandan bisa melarang untuk tidak melakukan tindakan diluar aturan. 

"Siap (harusnya bisa memerintahkan untuk tidak melakukan tindakan pemukulan, penyiksaan)," kata Pratu Kanisius mengiyakan pernyataan Letkol Alex Panjaitan. 

Pratu Kanisius juga sempat melihat Pratu Alan mengambil panbel dibagian belakang ruang Staf Intel dan masuk ke ruang tersebut. Namun dia tidak tahu panbel itu digunakan untuk memukul almarhum. 

Pratu Kanisius mengaku, pada dini hari atau 28 Juli 2025 malam, dia melihat Pratu Firdaus, Sertu Andri, Pratu Rival dan Letda Thoriq Singaruju datang ke ruang pers yang didalamnya ada almarhum dan Prada Richard J. Bulan. 

Pratu Alan yang sebelumnya berdiri bersama Pratu Kanisius di depan ruang Staf Pers kemudian ikut masuk ke dalam. Pratu Kanisius lalu berpamitan untuk istirahat di ruang traktor. 

"Kami tidak melihat hanya mendengar (suara) cambuk. Tidak melihat siapa yang cambuk. Kami mendengar suara almarhum minta ampun. Hanya mendengar bunyi cambuk," katanya. 

Pada pagi harinya, dia melihat almarhum, Prada Richard Bulan dan Pratu Alan berada di ruang Staf Pers. Dia menyebut tidak lagi melihat kejadian apapun mengenai kejadian demikian karena sudah ganti piket. 

"Tanggalnya kami lupa tapi hari kedua almarhum ada di rumah sakit," kata dia mengakui terakhir kali bertemu almarhum. (fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved