ART Asal NTT Dianiaya
Orang Tua ART Intan, Korban Penganiayaan di Batam, Minta Pelaku Dibui Dan Bayar Gaji Korban
Keluarga Intan Tuwa Negu (23l), ART korban kekerasan majikan di Batam meminta aparat kepolisian Batam memproses tuntas para pelaku
Penulis: Petrus Piter | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Saat ini Polres Berelang, sedang menyelidiki apa potif kasus penganiayaan terhadap Intan, Asisten Rumah Tangga (ART) asal Sumba, NTT, yang dilakukan majikannya di Batam.
Diketahui sebelumnya, seorang ART di Batam bernama Intan asal Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga menjadi korban penganiayaan oleh majikannya.
Video yang memperlihatkan kondisi ART itu mengalami luka lebam pada bagian muka dan sejumlah bagian tubuhnya sempat viral di medsos.
Penganiayaan ART di Batam itu berlokasi di salah satu perumahan mewah di Sukajadi Blok 10 Nomor 40.
"Laporan sudah kami terima dan langsung kami tindak lanjuti. Saat ini terduga pelaku sudah kami amankan dan sedang dalam proses pemeriksaan intensif oleh penyidik," ujar Kapolresta Barelang, Kombes Pol Zaenal Arifin, S.I.K melalui Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Debby Tri Andrestian," Senin (23/6/2025).
Namun, pihak kepolisian belum dapat membeberkan jumlah pasti pelaku yang terlibat, karena proses pemeriksaan masih berjalan.
Baca juga: Forum Perempuan Diaspora NTT Beri 4 Tuntutan Terkait Kasus Aniaya terhadap ART Intan di Batam
"Untuk inisial maupun jumlah pelaku, belum bisa kami sampaikan. Kami masih mendalami keterlibatan masing-masing pihak. Nanti setelah pemeriksaan selesai dan datanya lengkap, akan kami informasikan," jelas Debby Tri Andrestian.
Debby Tri Andrestian menjelaskan, polisi sudah menangkap satu orang terduga pelaku dalam kasus penganiayaan ART di Batam ini.
Terduga pelaku penganiayaan ART di Batam ini menurutnya masih menjalani pemeriksaan secara intens.
"Apa motifnya, alasan di balik kekerasan ini, semua masih dalam proses pendalaman. Pemeriksaan terhadap saksi dan pelaku masih berlangsung," ucap Debby Tri Andrestian, Senin (23/6/2025).

Terkait motif penyiksaan, AKP Debby Tri Andrestian menuturkan bahwa pihaknya juga masih mendalami alasan di balik aksi kekerasan yang dialami korban.
Saat ini, korban telah dibawa ke Rumah Sakit Elisabeth Batam untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut polisi, kondisi korban secara umum stabil, namun masih dalam pemantauan dokter karena mengalami luka-luka akibat dugaan penganiayaan.
"Korban sedang dalam perawatan medis. Kami pastikan korban mendapatkan penanganan medis dan perlindungan yang dibutuhkan," ujar AKP Debby Tri Andrestian.
Majikan Laki-Laki Kabur
Seorang asisten rumah tangga (ART) asal Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Intan diduga menjadi korban penyiksaan oleh majikannya di kawasan perumahan elite Sukajadi, Blok 10 No. 40 Kota Batam.
Peristiwa memilukan itu kini tengah diselidiki oleh aparat kepolisian setelah korban diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.
Informasi awal menyebutkan, korban disiksa majikannya yang hanya dikenal dengan sebutan 'Ibu Ros'.
Ironisnya, salah satu teman kerja Intan yang juga ART di rumah tersebut, diduga ikut melakukan penganiayaan atas perintah sang majikan.
Tim Flobamora Batam menceritakan awal mula mereka mendapat informasi dan mendatangi korban yang masih di rumah majikannya.
Peristiwa ini terungkap setelah Tim Flobamora Batam, komunitas warga NTT di Batam, mendapat laporan dan langsung mendatangi lokasi kejadian pada Minggu (22/6/2025).
Baca juga: Forum Perempuan Diaspora NTT Beri 4 Tuntutan Terkait Kasus Aniaya terhadap ART Intan di Batam
Saat tiba di lokasi, tim sempat bertemu dengan korban, namun majikan laki-laki diketahui kabur saat mengetahui kedatangan tim.
"Kami langsung turun ke rumah majikan dan berhasil menemui korban. Saat itu kondisi korban dalam keadaan lemah dan penuh luka. Majikan laki-laki kabur, tapi istri majikan dan ART lainnya berhasil dijumpai,” ungkap salah satu anggota tim Flobamora.
Koordinator Bidang Hukum Persekutuan Komunitas NTT (PK NTT) Batam, Balawanga membenarkan kejadian tersebut.
Ia menyampaikan proses hukum tengah berjalan dan pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
"Sekira pukul 11.30 WIB saya menerima laporan dari Pak Yulius, Ketua Keluarga Sumba. Saya langsung berkoordinasi dengan Kapolsek Batam Kota dan pihak Polresta Barelang. Tim kepolisian segera turun ke lokasi dan korban dibawa ke rumah sakit untuk visum,” ujar Balawanga, Senin (23/6/2025).
Ia menambahkan, malam harinya keluarga korban masih berada di Polresta Barelang untuk membuat laporan polisi (LP).
Sementara, majikan sudah diamankan petugas dan sedang dimintai keterangan lebih lanjut.
"Sampai pukul 21.00 WIB, saya masih koordinasi dengan Bapak Kapolres. Beliau memastikan bahwa majikan sudah diamankan dan sedang diperiksa. Kami percayakan proses hukum kepada aparat, dan PK NTT akan terus mengawal sampai tuntas,” jelasnya.
Sementara itu, kondisi korban saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Luka-luka di tubuh korban tengah ditangani oleh tim medis, dan korban juga direncanakan akan mendapatkan pendampingan psikologis mengingat trauma yang dialami.
Baca juga: Viral ART Intan Asal Sumba NTT Dianiaya Majikan di Batam hingga Babak Belur, Begini Kondisinya
Komunitas NTT di Batam menyatakan komitmennya untuk memberikan bantuan hukum dan moril bagi Intan hingga keadilan benar-benar ditegakkan.
"Kita semua terpukul dengan kejadian ini. Tapi kita harus pastikan bahwa kasus ini berjalan sesuai hukum."
"Tidak boleh ada lagi kekerasan terhadap pekerja rumah tangga, apalagi yang berasal dari daerah-daerah yang rentan,” kata Balawanga. (tribun/fan)
FDP NTT Kutuk Perbuatan Pelaku
Forum Perempuan Diaspora Nusa Tenggara Timur (FPD NTT) mengutuk keras tindakan penganiayaan brutal dan tidak manusiawi yang dialami oleh Intan, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) asal Sumba Barat, NTT.
Intan diduga menjadi korban kekerasan fisik dan psikis berat oleh majikannya yang bernama Roslina di kawasan elit Sukajadi, Batam.
Ketua Umum FPD NTT, Sere Aba, Senin (23/6/2025), menyatakan keprihatinan mendalam dan menuntut proses hukum yang seadil-adilnya bagi korban.

“Ini adalah tindakan biadab yang melukai rasa kemanusiaan kita semua. Intan merantau ribuan kilometer dari Sumba bukan untuk disiksa, melainkan untuk bekerja demi menopang ekonomi keluarganya. Luka fisik dan trauma yang diderita Intan adalah luka bagi seluruh perempuan NTT di perantauan. Kami tidak akan tinggal diam,” tegas Sere Aba dalam pernyataan sikap.
Berdasarkan informasi yang diterima dari keluarga korban, penganiayaan ini telah berlangsung selama satu tahun Intan bekerja, dan mencapai puncaknya dalam dua hari terakhir. Pemicunya disebut-sebut karena pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengepel dianggap tidak rapi oleh majikan.
Anggraini, kakak korban, menurut Sere Aba menceritakan kejadian itu. Korban dipukul dengan sapu dan obeng. Ia juga ditendang di bagian kepala, dada dan wajah hingga kemaluan.
"Dipukul pakai sapu bahkan obeng, ditendang di kepala, di buah dada, serta di wajah hingga kemaluannya juga mendapatkan pukulan. Dia juga dipanggil dengan kata-kata kotor: anjing, babi, lonte. Hati saya hancur membayangkannya,” ujar Anggraini, seperti ditirukan Sere Aba.
Selama bekerja, jelas Sere Aba, Intan diisolasi sepenuhnya dari dunia luar. Ponselnya disita oleh majikan, membuatnya tidak dapat berkomunikasi dengan keluarga dan melaporkan penyiksaan yang dialaminya setiap hari. Kasus ini baru terungkap setelah Intan berhasil meminjam ponsel tetangga untuk menghubungi keluarganya.
Baca juga: LIPSUS: Bayi Meninggal di RSUD SoE TTS Diduga Karena Terlambat Dirujuk
Saat keluarga tiba di lokasi, mereka sempat dihalangi untuk masuk ke dalam rumah.
Setelah berhasil memaksa masuk, keluarga menemukan Intan dalam kondisi mengenaskan di dalam kamar dengan tubuh penuh luka lebam dan kondisi psikis yang terguncang hebat.
Korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Elizabeth Kota Batam untuk penanganan medis intensif.
“Tragedi yang menimpa Intan adalah cerminan nyata dari lemahnya perlindungan negara terhadap Pekerja Rumah Tangga. Mereka adalah kelompok rentan yang seringkali tidak memiliki posisi tawar dan menjadi korban eksploitasi dan kekerasan di balik pintu-pintu rumah yang tertutup,” sambung Sere Aba.
Sere Aba juga menambahkan agar Kepolisian dapat melakukan penanganan kasus ini dengan serius, ada begitu banyak peraturan yang dapat menjerat pelaku, yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang penganiayaan dan juga Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, karena kasus ini locusnya dalam rumah tangga.
Kasus ini kembali menjadi pengingat mendesak bagi pemerintah dan legislatif untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) yang telah puluhan tahun tertunda.
"FPD NTT akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Sebagaimana ditegaskan oleh keluarga, Satu-satunya yang bisa menyembuhkan luka Intan adalah keadilan," ujarnya.
Tuntutan FDP NTT
1. Mendesak Kepolisian dan Kejaksaan mengusut tuntas kasus ini secara transparan dan profesional, serta menjerat pelaku dengan pasal berlapis yang memberikan efek jera.
2.Pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan kejinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Menuntut negara, melalui lembaga terkait, untuk menjamin seluruh biaya pengobatan serta memberikan pendampingan psikologis dan hukum secara penuh bagi Intan hingga pulih total.
4.Mendorong pengesahan RUU PPRT sebagai payung hukum yang kuat untuk mencegah kasus serupa terulang di masa depan. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
ART Asal NTT Dianiaya
POS-KUPANG.COM
ART Intan
Intan Tuwa Negu
Ngila Leba
Suli Ledi
Debby Tri Andrestian
Polresta Balerang
Kasus Kekerasan Intan di Batam, Wakil Gubernur NTT Sudah Telepon Kapolda Riau |
![]() |
---|
Siapa Sebenarnya Rosliana Majikan di Batam yang Menyiksa ART Intan asal NTT |
![]() |
---|
Kadis Nakertrans Sumbar Koordinasi dengan Pemprov NTT dan Batam Tuntaskan Kasus Kekerasan Intan |
![]() |
---|
Anggota DPR RI Asal Sumba Rudi Kabunang Bereaksi, Ultimatum Polresta Balerang |
![]() |
---|
Polisi Telusuri Motif Penganiayaan ART Intan Asal Sumba NTT di Batam, Majikan Laki-laki Kabur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.