Opini
Mengenang Gus Dur Sang Pemersatu Bangsa
Suatu saat di masa lalu kita semua pernah kehilangan seorang pemimpin. Dia tokoh perdamaian dunia dan pemersatu bangsa.
Editor:
Dion DB Putra
KOMPAS / TOTOK WIJAYANTO
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mendengarkan pertanyaan wartawan saat menyampaikan "Catatan Kritis Akhir Tahun" di Jakarta, Selasa (26/12/2006).
Siapapun presidennya kita tetap jadi rakyat biasa yang harus kerja keras menghidupi keluarga. Karena itu mari bung. Kita santai saja. Biarkan mereka, para elite dengan cara masing-masing berupaya keras memenangkan paslonnya.
Kita jadi penonton yang manis sambil sesekali perlu tepuk tangan beri semangat jagoan kita. Suruh mereka gas poll. Jangan loyo.
Tapi kalau mau ikutan main, jadilah pemain yang tahu aturan. Jangan juga merangkap jadi wasit karena wasitnya sudah ada. Percayakan saja kepada mereka. Tidak ada yang lebih penting di negeri ini selain persatuan dan kesatuan bangsa. Ini pesan Gus Dur. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.