TOPIK
Cerpen
-
Matanya seakan tidak berkedip bersyukur menikmati panorama danau Weekuri yang luar biasa, hadiah cuma-cuma dari Tuhan untuk Sumba Barat Daya
-
Cerpen ini bercerita tentang Bela yang kawin lagi setelah merantau di Bali, lalu mengabaikan suami dan anaknya di Sumba. Anaknya pun telantar.
-
Anak sebangsa raja kalau tidak pesta, maka siap-siaplah disebut manusia yang tidak berguna. Sebab itu, pesta menjadi wajib dilaksanakan
-
Mala Peitaka lahir dari pasangan suami-istri: Mila dan Peimo dengan status pekerjaan petani sederhana, kalau tidak mau dibilang miskin.
-
Nama itu mahal dan perlu dijaga. Meski tahu ada pelanggaran, namun harus diam supaya alam semesta tetap mendukung.
-
Cerpen Guru Kurang Ajar dari Aster Bili Bora memberi kesan guru yang kejam, tetapi di balik kekejaman ternyata sang guru menginginkan muridnya sukses.
-
Kawin tidak harus menunggu kaya. Tua baru kaya lalu kapan kawinnya? Sengsara menahan cinta. Cinta itu anugerah, hadiah istimewa abadi pencipta alam
-
Awalnya orang tua memberikan nama Karolus. Kemudian berganti nama Peter atas maunya Pater Peter sebagai “kado kenangan bertugas di paroki ini”.
-
Umbu, surat sakti ini Bapak tulis akhir Januari 2022 ketika hujan air mata sudah berhenti. Sekarang Bapak sudah sehat walafiat.
-
Bagaimana rasanya jadi janda sekarang bagi Bela bukan lagi cerita yang sering didengar dari perempuan-perempuan yang telah mendahuluinya jadi janda.
-
Cerpen Theos Seran: Malam Kenduri. Sementara gurat malam semakin membuatku tetap bersikukuh ke makam menjaga pusara ayahku.
-
Di dalam hutan ada satu pohon yang sangat besar dan merupakan pusat kehidupan semua pohon. Namanya Nunuh.
-
Pada suatu masa di sebelah batu Napjam tumbuhlah pohon kasuari yang amat kecil.Setiap hari pohon itu hanya menangis.
-
Mentari pagi menyapa dari ufuk timur. Berkas-berkas sinarnya menyelinap di sela dinding rumahku yang terbuat dari papan.
-
Eleonora, izinkanlah aku mengenangmu sebagai doa dalam setiap denyut nadiku dan mengenangmu sebagai cahaya yang paling abadi.
-
AKU mencintainya seperti angin mencintai bunga, seperti hujan mencintai pelangi.
-
Cerpen Sonny Kelen: Happy Valentine Day Lenia.Senja pelan-pelan pergi. Warna-warni bianglala menyusut hilang.
-
Gerimis sepertinya mulai menghujam bumi, meski tak diawali dengan mendung. Awan tak begitu gelap namun hujan seolah turun begitu saja.
-
Angin yang sesah memikul desahnya dalam keranda resah yang gesa. Sebelum jauh lenyap, sayap-sayap yang gemetar singgah di hidung.
-
Ya! Suara mereka mampu menembus nirwana dan Sang Khalik mungkin sedang terusik oleh ria yang penuh.(cerpen : Simpli Ridi)
-
AKU tidak tahu ibu, mengapa takdir itu ada dalam keluarga kita. Mengapa keluarga Tono jauh bahkan tidak ada namanya takdir.
© 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved