Opini
Opini: Bahaya Learning Poverty
Kemampuan membaca anak SD di Indonesia hanya 0,001 yang berarti hanya 1 dari 1.000 anak SD di Indonesia yang terliterasi dengan baik.
Karena itu, orangtua perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendorong anak untuk cinta membaca seperti menyediakan perpustakaan mini di rumah dan mendampingi anak saat belajar.
Dukungan emosional dan motivasi dari orangtua juga merupakan vitamin penting untuk membangun kepercayaan diri anak dalam meningkatkan kemampuan membaca.
Komunikasi aktif orangtua dan guru perlu dikembangkan untuk memantau perkembangan anak.
Dorongan, perhatian dan teladan dari orangtua akan mendukung anak tumbuh sebagai sosok yang cinta belajar.
Masyarakat sangat berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang mendukung budaya literasi.
Aktivitas-aktivitas seperti taman bacaan masyarakat, pojok literasi atau kelas belajar bersama dapat menjadi saluran untuk membantu anak-anak yang kesulitan belajar.
Menumbuhkan sikap peduli pada pendidikan dan mendorong kebiasaan membaca di ruang publik adalah cara lain masyarakat mengentaskan learning poverty. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Adrianus-Ngongo3.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.