Opini
Opini: Pertarungan Narasi Kuasa vs Nurani Publik di Kasus Prada Lucky
Fokus harus dikembalikan pada keadilan bagi Prada Lucky sebagai hak publik, bukan sekadar urusan internal TNI.
Kepercayaan hanya akan pulih jika proses hukum terhadap 22 tersangka berjalan transparan, adil, dan hasilnya dikomunikasikan secara terbuka.
Di sisi lain, keluarga dan publik berperan mengawal kasus ini melalui advokasi hukum yang damai dan proporsional, menghindari polarisasi.
Penting bekerja sama dengan lembaga advokasi (misal: Komnas HAM, LBH) agar pengawalan ini tidak hanya menjadi konsumsimedia, tetapi juga berdampak pada perbaikan sistem perlindungan prajurit di masa datang.
Upaya-upaya ini adalah jembatan untuk menggeser "pertarungan narasi" menjadi "kolaborasi mencari keadilan".
Dengan langkah konkret dan empati, suara Prada Lucky tidak hanya akan hidup dalam gema solidaritas, tetapi juga dalam reformasi institusi yang lebih adil dan manusiawi. (*)
(Disclaimer: Opini dalam tulisan ini merupakan pandangan dan analisis akademis pribadi penulis, serta tidak mewakili sikap resmi institusi FISIP Universitas Nusa Cendana, tempat penulis bernaung.)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Danang Novika Ruswantara
Chrestian Namo
Prada Lucky Namo
penganiayaan
Tentara Nasional Indonesia
Hukum dan Keadilan
Opini
prajurit
| Opini: Dari Sampar, Covid-19 hingga Rabies di Nusa Tenggara Timur |
|
|---|
| Opini: Pahlawan dan Politik Ingatan |
|
|---|
| Opini: Hari Pahlawan dan Krisis Kesadaran Sejarah |
|
|---|
| Opini: Menenun Harapan dari Tanah Luka, Perempuan dan Logika Tambang di Timur |
|
|---|
| Opini: Ketika Kabupaten Manggarai Belum Benar-benar Siap Melawan Rabies |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Danang-Novika-Ruswantara1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.