Opini

Opini: Hari Pahlawan dan Krisis Kesadaran Sejarah

Di tahun 2025, tantangan untuk memaknai kepahlawanan telah bergeser dari medan fisik ke arena mental dan moral. 

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI INOSENSIUS E MOKOS
Inosensius Enryco Mokos 

Mengingat dominasi media digital, solusi harus memanfaatkan platform yang mereka gunakan, tetapi dengan fokus pada pengembangan pemikiran kritis, khususnya melalui pemanfaatan media interaktif. 

Guru harus didorong untuk menggunakan infografis, video edukasi (YouTube, TikTok), dan simulasi komputer sebagai media ajar, mengubah metode ceramah yang monoton menjadi diskusi dan presentasi yang interaktif. 

Inovasi ini harus dilengkapi dengan eksplorasi sumber sejarah primer, memberi siswa akses untuk bersentuhan dengan dokumen atau kesaksian yang sudah didigitalisasi. 

Hal ini melatih mereka untuk memverifikasi, menganalisis, dan melaporkan temuan, sesuai dengan metode inquiry learning. 

Aspek penting lainnya adalah Program Kunjungan Lapangan (PKL) yang terstruktur.

Sekolah wajib mengadakan studi wisata ke museum dan situs sejarah yang tidak hanya berfungsi sebagai rekreasi, tetapi sebagai aktivitas akademik terstruktur yang menuntut siswa untuk mengidentifikasi masalah, mengembangkan hipotesis, dan memecahkan masalah historis di lokasi (pembelajaran museum).

Terakhir, solusi penguatan karakter guru sejarah menjadi kunci, sebab keberhasilan pendidikan sejarah bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. 

Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kompetensi pedagogis kreatif melalui pelatihan intensif bagi guru sejarah untuk menguasai teknologi pembelajaran dan metode non-konvensional, sehingga mereka mampu menjadi fasilitator yang kreatif dan inspiratif. 

Pada akhirnya, guru harus memiliki pemahaman filosofi pendidikan sejarah yang kuat, yakni tujuan hakiki dari pendidikan sejarah: membangun sikap dan semangat kebangsaan, serta menciptakan manusia Indonesia yang arif. 

Dengan pemahaman filosofis yang mendalam, mereka dapat mengarahkan kurikulum ke arah yang benar, yaitu menanamkan integritas dan good will (Kant) kepada generasi muda.

Hari Pahlawan 10 November 2025 adalah panggilan bagi seluruh elemen bangsa untuk menyadari bahwa kepahlawanan di era kini adalah perang melawan kealpaan historis dan krisis moral. 

Melalui reformasi pendidikan yang menggeser fokus dari sekadar pengetahuan menjadi kesadaran sejarah, kita dapat memastikan bahwa api semangat dan integritas para pahlawan tidak hanya dikenang, tetapi benar-benar dihidupkan kembali dalam setiap tindakan dan kontribusi para pelajar, sebagai pahlawan-pahlawan masa depan Indonesia. Semoga! (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved