Opini

Opini: Langkah Catur Politik Versi Prabowo

Pertanyaannya lalu bermunculan, deras dan liar. Apa arti dari dua gerak simultan ini? Untuk siapa dan untuk apa? 

Editor: Dion DB Putra
DOK POS-KUPANG.COM
Pius Rengka. 

Ini semua memperindah panggung, tetapi aktor utamanya tetap sedikit, dan rakyat hanya menjadi penonton pasif di barisan belakang. Dalam demokrasi, ini pertanda yang mesti diawasi.

Di satu sisi, memang benar bahwa politik tak pernah sepenuhnya bersih. Tetapi politik yang menghapus jejak kesalahan hanya karena loyalitas atau kalkulasi elektoral akan kehilangan nuraninya. 

Jika keadilan bisa ditunda dan diatur sesuai waktu politik, maka hukum hanyalah dekorasi dari panggung kekuasaan.

Dari belahan timur Indonesia, kami menyambut hangat ketika Presiden Prabowo menyampaikan rencananya membangun Indonesia bagian selatan termasuk Nusa Tenggara Timur. 

Suara itu mengingatkan kami pada ujaran Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat beberapa tahun silam, tentang pentingnya mengangkat wajah tepi selatan Indonesia, dari Sabu sampai Sumba, dari Rote sampai Lembata. 

Apakah ini hanya gema yang terulang? Atau sungguh langkah awal menata ulang ruang ketertinggalan menjadi ruang keadilan? 

Biarlah waktu yang menguji.  Tetapi kami menyimpan harapan, semoga bidak yang digerakkan hari ini bukan sekadar taktik, melainkan awal dari politik kebangsaan yang adil dan beradab. Semoga. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved