Opini
Opini: Membentuk Pemimpin Sekolah Digital, Saatnya Kepala Sekolah Jadi Arsitek Perubahan
Era digital menuntut kepala sekolah untuk tidak hanya menjadi pengelola administratif, tetapi juga pemimpin perubahan yang adaptif terhadap inovasi.
Untuk itu, penulis mengusulkan empat strategi Utama reformasi kepemimpinan sekolah digital.
1. Pelatihan Kepemimpinan Digital yang Kontekstual
Pelatihan tidak boleh berhenti pada aspek operasional aplikasi seperti ARKAS atau Rapor Pendidikan. Yang lebih penting adalah membentuk mental model kepala sekolah dalam menggunakan data sebagai dasar analisis mutu dan pengambilan keputusan strategis.
Artinya, pelatihan harus disesuaikan dengan konteks tantangan nyata yang dihadapi sekolah, termasuk keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia di wilayah seperti NTT.
2. Mentoring dan Pendampingan Berbasis Komunitas
Perubahan tidak cukup hanya melalui workshop. Diperlukan model pendampingan jangka menengah-panjang, di mana kepala sekolah didampingi oleh mentor yang kompeten dan memahami konteks lokal.
Para mentor bisa berasal dari pengawas sekolah, dinas pendidikan, maupun dosen LPTK.
Komunitas praktik lintas sekolah juga dapat menjadi wadah saling belajar dan refleksi antar pemimpin sekolah.
3. Integrasi Literasi Data dalam Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) Literasi digital dan pemanfaatan data belum menjadi indikator utama dalam Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
Padahal, kemampuan membaca, menginterpretasi, dan menindaklanjuti data mutu merupakan inti dari kepemimpinan digital.
PKKS ke depan harus mengakomodasi dimensi ini agar kepala sekolah terdorong untuk tidak hanya fokus pada administrasi, tetapi juga inovasi dan pengambilan keputusan berbasis bukti.
4. Sinergi Struktural dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
Kepala sekolah masa depan harus dipersiapkan sejak dari lembaga pencetak guru dan pemimpin pendidikan.
Oleh karena itu, kurikulum LPTK perlu diintegrasikan dengan kompetensi kepemimpinan digital berbasis aksi nyata.
Praktik kolaboratif antara LPTK dan sekolah dapat melahirkan model-model pelatihan yang lebih kontekstual, aplikatif, dan reflektif terhadap dinamika mutu sekolah di era digital.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.