Opini
Opini: Membentuk Pemimpin Sekolah Digital, Saatnya Kepala Sekolah Jadi Arsitek Perubahan
Era digital menuntut kepala sekolah untuk tidak hanya menjadi pengelola administratif, tetapi juga pemimpin perubahan yang adaptif terhadap inovasi.
Pengalaman penulis menunjukkan bahwa setelah dua atau tiga tahun diperkenalkan, platform seperti ARKAS dan Rapor Pendidikan belum sepenuhnya menjadi alat reflektif.
Lebih banyak digunakan untuk pelaporan teknis, bukan sebagai panduan pengambilan keputusan.
Penggunaan teknologi dalam MBS seharusnya melampaui logika pelaporan.
ARKAS dan Rapor Pendidikan idealnya digunakan kepala sekolah untuk membuat keputusan berbasis bukti, mengevaluasi capaian indikator mutu, dan menyusun program sekolah yang lebih relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Namun, jika kepala sekolah belum memiliki kapasitas untuk menganalisis data atau hanya menjalankan perintah sistem, maka platform yang canggih pun tak akan mengubah praktik dasar manajemen.
Data Kemendikbudristek (2023) menunjukkan bahwa meskipun lebih dari 90 persen sekolah telah mengakses ARKAS, hanya sekitar 41 persen kepala sekolah yang benar-benar memahami dan memanfaatkannya secara strategis dalam penyusunan rencana berbasis data.
Ini menegaskan bahwa keberadaan sistem belum otomatis menciptakan kepemimpinan yang reflektif terhadap data.
Sebagaimana dinyatakan Selwyn (2021), “Transformasi digital di sekolah bukan sekadar menyediakan sistem, tetapi menyiapkan pemimpin yang bisa menafsirkan sistem itu untuk kepentingan pembelajaran dan perubahan mutu.”
Transformasi Kepemimpinan, Bukan Sekadar Teknologi
Sudah saatnya sekolah tidak hanya menunggu kebijakan dari atas, tetapi memulai gerakan digitalisasi dari dalam.
Kepala sekolah sebagai pemimpin lokal harus diberi ruang, kepercayaan, dan dukungan untuk menjadi katalis perubahan.
Sekolah masa depan dibangun dari sinergi antara manusia dan teknologi, antara data dan hati, serta antara sistem dan visi.
Jika kepala sekolah diberi ruang untuk belajar, bertumbuh, dan diberdayakan secara digital, maka sekolah-sekolah kita akan benar-benar menjadi pusat perubahan, bukan sekadar penerima kebijakan dari atas.
Empat Strategi Kunci Penguatan Kepemimpinan Sekolah Digital
Agar kepala sekolah benar-benar mampu menjadi agen transformasi dalam era digital, dibutuhkan strategi penguatan kapasitas yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga kontekstual dan berkelanjutan.
| Opini: Neka Hemong Kuni agu Kalo- Salinan Kerinduan dalam Mimbar Filosofis |
|
|---|
| Opini: Dari Cogito Ergo Sum ke Aku Klik Maka Aku Ada |
|
|---|
| Opini: Satu Data untuk Kemajuan Nusa Tenggara Timur |
|
|---|
| Opini: Pergeseran Makna Manusia sebagai Makhluk Politik, Dari Polis ke Platform |
|
|---|
| Opini: Manusia, Makhluk yang Tak Pernah Selesai Berbahasa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Heryon-Bernard-Mbuik.jpg)