Breaking News

Opini

Opini: Suanggi dan Sihir dalam Perspektif Sains

Misalnya, ketika seseorang mengalami serangkaian kejadian buruk, mereka sering menghubungkannya dengan sihir. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Yoseph Yoneta Motong Wuwur 

Energi dan medan elektromagnetik adalah dua konsep dalam fisika yang bisa menjelaskan beberapa gejala yang sering dikaitkan dengan sihir

Interaksi antara partikel atau medan ini dapat mempengaruhi tubuh manusia, menciptakan sensasi yang mungkin dianggap tidak biasa. 

Misalnya, perasaan cemas atau stres dapat memengaruhi tubuh melalui respons fisiologis yang terjadi tanpa adanya unsur gaib.

Selain itu, hukum kausalitas dalam fisika menjelaskan bahwa setiap kejadian memiliki sebab yang dapat dijelaskan. 

Ketika seseorang mengalami nasib buruk secara berulang, fenomena ini mungkin lebih karena serangkaian peristiwa yang saling berhubungan, bukan akibat dari sihir atau pengaruh gaib lainnya. Kejadian tersebut bisa jadi hasil dari kebetulan atau pengaruh faktor eksternal yang tidak terdeteksi.

Persepsi dan Distorsi Kognitif

Dari perspektif neuroscience, otak manusia memproses informasi berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah ada. 

Ketika seseorang mengalami peristiwa yang tidak dapat dijelaskan, otak cenderung mencari penjelasan yang sesuai dengan pola-pola yang sudah
dikenali. 

Hal ini adalah mekanisme alami yang membantu kita menghadapi ketidakpastian, namun sering kali mengarah pada distorsi kognitif.

Salah satu distorsi kognitif yang umum adalah bias konfirmasi, di mana otak lebih mudah menerima informasi yang mendukung keyakinan yang sudah ada. 

Dalam konteks kepercayaan pada sihir atau suanggi, individu akan lebih cenderung mempercayai pengalaman atau bukti yang memperkuat pandangan mereka, meskipun informasi tersebut tidak objektif atau rasional.

Distorsi kognitif ini berperan dalam memperkuat keyakinan terhadap fenomena mistik.

Misalnya, seseorang yang merasa diserang dengan sihir akan lebih mudah mengingat kejadian-kejadian buruk yang terjadi setelah bertemu dengan orang tertentu, sementara mengabaikan faktor lain yang lebih logis. 

Hal ini membuat mereka semakin yakin pada kekuatan gaib yang tidak bisa dijelaskan. 

Fenomena ini menunjukkan bagaimana pikiran manusia dapat dipengaruhi oleh distorsi kognitif yang membuat kita lebih mudah mempercayai hal-hal yang tidak rasional.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved