Opini

Opini: Priority Triangle for NTT

Wisata premium Labuan Bajo masih menjadi andalan, namun banyak aset sudah menjadi milik “orang lain”. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI WILLFRIDUS D SIGA
Willfridus Demetrius Siga 

Oleh: Willfridus Demetrius Siga
Dosen Universitas Katolik Parahyangan Bandung - Jawa Barat

POS-KUPANG.COM - Sebuah video wawancara Gubernur NTT, Plt. Direktur Utama Bank NTT, dan General Manajer Unit Induk Wilayah NTT di salah satu stasiun TV cukup menarik perhatian (Sumber video: https://youtube.com/live/INfEAhlNv5A). 

Mungkin saja, apa yang saya sampaikan ini tentu terlambat. Saya menyimak sampai selesai wawancara dengan stasiun TV tersebut. 

Sebagian besar pembicaraan dari Gubernur NTT rasanya seperti kita sedang mendengarkan arahan technical meeting untuk sebuah event olahraga. 

Bukan sebuah masalah tentu saja, karena bisa jadi acara tersebut diperuntukan bagi pemerintah provinsi menjelaskan persiapan teknis event sebesar Tour de Entete. 

Baca juga: Opini: 150 Tahun, Seribu Cahaya Satu Harapan

Fokus saya, lebih pada 3 isu penting yang juga menjadi fokus penting dalam wawancara tersebut. Ketiga topik itu adalah Pariwisata, One Village One Product (OVOP), dan Geotermal sebagai energi terbarukan. 

Pertama, soal pariwisata. NTT memiliki segudang destinasi wisata yang belum dikelola dengan baik. 

Wisata premium Labuan Bajo masih menjadi andalan, namun banyak aset sudah menjadi milik “orang lain”. 

Banyak warga lokal hanya mampu menjadi pekerja di sektor pariwisata mulai dari tukang ojek, driver taxi/travel, pramusaji, atau tour guide dengan skill minimalis. 

Padahal masih banyak destinasi wisata lain yang bisa dikembangkan dan memberdayakan warga lokal melalui pemerintahan kabupaten/kota, dan desa. 

Anda bisa membayangkan, BUMD Jabar saja bisa punya kapal pesiar di Labuan Bajo sejak tahun 2021. 

Wawancara tersebut juga menghadirkan Bank NTT yang harusnya dapat menjadi motor inovasi pertumbuhan sektor ekonomi kecil dan menengah di NTT.

Kedua, perihal One Village One Product (OVOP). Soal OVOP ini juga sempat diposting pada laman instagram Gubernur NTT.

Program ini menjadi bahan obrolan santai bersama seorang sahabat di Ruteng tentang Program TEKAD guna memastikan kualitas perencanaan ekonomi desa, dan pengembangan ekonomi serta investasi di desa-desa, termasuk tata kelola keuangan yang transparan, peningkatan kapasitas SDM, serta penguatan kemitraan antara desa dan sektor swasta di wilayah Provinsi NTT. 

Belajar dari Provinsi lain di Indonesia, program OVOP ini menjadi salah satu prioritas kegiatan kesejahteraan masyarakat desa masa Gubernur Jabar Ridwan Kamil termasuk: One Village One Company (OVOC), CEO BUMDes, Desa Digital, dan Patriot Desa dengan satu idealisme “tinggal di desa, penghasilan kota, bisnis mendunia.” 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved