Opini
Opini: Saham Terkoreksi Saat Danantara Diluncurkan, Apa Penyebabnya?
Dengan proyeksi dana awal mencapai US$20 miliar, Danantara diharapkan menjadi salah satu badan pengelola investasi terbesar di dunia.
Perubahan jadwal ini menimbulkan spekulasi mengenai arah kebijakan perusahaan pasca pembentukan Danantara, yang pada akhirnya mempengaruhi sentimen pasar.
Kredibilitas dan independensi manajemen Danantara juga menjadi sorotan.
Analis menekankan pentingnya pemilihan pemimpin yang profesional dan bebas dari afiliasi politik untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi.
Jika posisi strategis ini diisi oleh individu dengan hubungan politik atau afiliasi birokrasi tanpa keahlian yang memadai, risiko moral hazard dapat meningkat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi stabilitas IHSG dan nilai tukar rupiah.
Meskipun terdapat kekhawatiran, beberapa pihak optimis bahwa peluncuran Danantara akan memberikan dampak positif dalam jangka panjang.
Banyak yang meyakini bahwa setelah peluncuran resmi Danantara, saham-saham BUMN akan mengalami rebound.
Keyakinan ini didasarkan pada harapan bahwa Danantara akan meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN di kancah global.
Secara keseluruhan, meskipun peluncuran Danantara bertujuan untuk memperkuat pengelolaan aset negara dan meningkatkan daya saing BUMN, respons awal pasar menunjukkan adanya kekhawatiran dan ketidakpastian.
Faktor-faktor seperti potensi perubahan kebijakan dividen, penundaan RUPS, dan kredibilitas manajemen menjadi pertimbangan utama bagi investor.
Oleh karena itu, transparansi dalam implementasi dan komunikasi yang jelas mengenai strategi Danantara sangat diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan investor dan memastikan stabilitas pasar modal Indonesia. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.