Opini

Opini: Saham Terkoreksi Saat Danantara Diluncurkan, Apa Penyebabnya?

Dengan proyeksi dana awal mencapai US$20 miliar, Danantara diharapkan menjadi salah satu badan pengelola investasi terbesar di dunia. 

Editor: Dion DB Putra
DOK BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN
DAYA AGANATA NUSANTARA - Presiden Prabowo Subianto sesaat sebelum menandatangani Keputusan Presiden Nomor 30 tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025). 

Oleh: Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar Bali

POS-KUPANG.COM- Peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada 24 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto menandai langkah strategis pemerintah Indonesia dalam mengelola aset negara. 

Dengan proyeksi dana awal mencapai US$20 miliar, Danantara diharapkan menjadi salah satu badan pengelola investasi terbesar di dunia. 

Namun, alih-alih memicu euforia di pasar modal, peluncuran ini justru diiringi dengan koreksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pada hari peluncuran, IHSG dibuka menguat 13,582 poin atau 0,20 persen ke level 6.816,584. Namun, hingga penutupan, IHSG justru melemah 53,40 poin (0,78 persen) ke level 6.749,60. 

Ida Bagus Raka Suardana
Ida Bagus Raka Suardana (DOK PRIBADI)

Koreksi ini juga tercermin pada saham-saham BUMN yang menjadi bagian dari portofolio Danantara

Misalnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami penurunan, sejalan dengan kekhawatiran investor terhadap kebijakan dividen dan perubahan struktur kepemilikan.

Sebelum peluncuran, terdapat ekspektasi positif terhadap pembentukan Danantara

Hal ini tercermin dari penguatan indeks saham BUMN 20 yang meningkat 1,42 persen menuju level 338,29 pada 14 Februari 2025. 

Namun, menjelang peluncuran, saham-saham bank BUMN seperti BBRI justru terkoreksi. 

Koreksi ini dipicu oleh kekhawatiran investor mengenai potensi perubahan kebijakan dividen setelah kepemilikan beralih ke Danantara

Sejak tahun buku 2021, BBRI rutin membagikan lebih dari 80 persen labanya sebagai dividen. 

Dengan adanya perubahan struktur kepemilikan, investor khawatir rasio pembayaran dividen ini akan berkurang.

Selain itu, penundaan rapat umum pemegang saham (RUPS) bank-bank BUMN juga menambah ketidakpastian di kalangan investor. 

RUPS yang semula dijadwalkan pada awal Maret 2025 diundur ke akhir Maret, diduga terkait dengan peluncuran Danantara

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved