Opini
Opini: NTT Menuju Satu Kesatuan Ekonomi Pariwisata
Potret NTT sebagai the ring of beauty itu suatu gambaran yang sangat menjanjikan, sebagai salah satu latar utama pesona pariwisata Indonesia.
Pembangunan selalu berjalan baik dalam panduan jalan pikiran yang sehat masyarakatnya. jadi, urusan Sumber Daya Manusia harus menjadi poin utama dalam kebijakan.
"Sebab, Laut akan tetap jadi Laut, batu akan tetap jadi Batu, pohon tetap sebagai Pohon, bila SDM kita tak terurus baik. Hanya SDM yang unggul yang menjadikan batu, kayu dan pasir jadi emas atau uang."
Sudah waktunya, cerita pariwisata NTT, orang ingat binatang Komodo, juga kagum dengan manusia sebagai bintangnya, selain bintang di langit yang melengkapi panorama indahnya hari saat berwisata di NTT tercinta ini.
Penulis ingin menegaskan bahwa semua hal tersebut di atas, hanya akan berfungsi baik sejauh pemimpin kita punya pikiran, komitmen dan konsisten soal ini.
Artinya, kita butuh kepemimpinan daerah yang kuat, yang tidak mudah didikte oleh para mafia bisnis dan investasi serta gerombolan oligarkian yang datang memporak-porandakan tatanan indahnya daerah secara sosial, budaya, religi, dan segenap keutamaan atau nilai yang melatari kehidupan masyarakat.
NTT butuh pemimpin yang punya kapasitas lengkap, tahu teorinya tahu praktiknya.
Plus punya keberanian untuk menjamin keberadaan masyarakatnya dengan segenap kepentingan mereka agar selalu ada di setiap proses pembangunan. Poin kita adalah keadilan sosial dalam visi besar kamajuan dan kemakmuran.
Akhirnya, semoga para calon pemimpin yang sedang berkompetisi saat ini, menimbang pula soal ini bahwa NTT akan menjadi satu kesatuan ekonomi pariwisata.
Suatu imajinasi politik yang memiliki roh (pembangunan) dan roh tersebut senantiasa ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat, tidak hanya merasuki para peng-peng alias gerbong penguasa dan pengusaha. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.