Opini
Opini: Cagar Alam Mutis, Peradaban Kuno Timor yang Tersisa
Dapat dipastikan bahwa Cagar Alam Mutis akan menjadi lahan bisnis pihak-pihak tertentu yang mempunyai kuasa.
Namun sekalipun orang Timor tidak mempunyai budaya literasi dalam mencatat sejarah, akan tetapi ada catatan sejarah yang mencengangkan datang dari negeri China tentang perdagangan cendana.
Kisah aktivitas perdagangan cendana di Timor tercatat dalam naskah perjalanan yang ditulis oleh Wang Da Yuan yang berjudul Daoyi Chi Lue pada 1350 yang menyebutkan bahwa di wilayah Timor tidak tumbuh pohon lainnya selain cendana serta bahwa cendana diperdagangkan dan ditukar dengan perak, besi, porselen, kain dan manik-manik.
Pengawas perdagangan Cina di Hong Kong, Chau Ju Kua menulis pada 1225 bahwa pulau Timor sudah berhubungan dengan dengan pulau Jawa karena perdagangan kayu cendana yang dianggap sebagai kayu cendana terbaik.
Namun yang lebih mencengangkan lagi adalah catatan sejarah dari Timur Tengah tentang keberadaan cendana Timor yang tertulis rapi dalam naskah Kitab Suci orang Yahudi yang kini juga merupakan bagian dari Alkitab Orang Kristen.
Bagian Kitab Suci yang mengabadikan keberadaan cendana adalah Kitab Raja-Raja: “Lagipula kapal-kapal Hiram, yang mengangkut emas dari Ofir, membawa dari Ofir sangat banyak kayu cendana dan batu permata yang mahal-mahal. Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi langkan untuk rumah TUHAN dan untuk istana raja, dan juga menjadi kecapi dan gambus untuk para penyanyi; kayu cendana seperti itu tidak datang dan tidak kelihatan lagi sampai hari ini” (1Raj. 10:11-12).
Merujuk dari catatan Kitab Suci ini dapat dipastikan bahwa sudah sejak abad sebelum masehi, Mutis sudah menjadi lumbung cendana bagi dunia sebab kisah Raja Salomo mendirikan Bait Allah pertama terjadi pada tahun 957 SM. Dan perlu diketahui bahwa keberadaan cendana berasal dari Ofir.
Berdasarkan penelitian para ahli, Ofir adalah nama untuk wilayah India pada abad sebelum masehi. Maka para ahli sejarah tidak pernah menemukan cendana di wilayah India dan China di masa lampau kecuali di Timor, Mutis.
Hal ini dibuktikan dengan jalur perdagangan India dan China sudah terjalin lama hingga abad ke 13 mempunyai keterkaitan erat dengan jalur perdagangan Sutra yang menghubungkan Timur Tengah, India, China dan Nusantara.
Maka sudah dipastikan bahwa cendana yang langkah itu hanya terdapat di Timor sebab, Pulau Timor sudah mempunyai kontak dengan China dan India berkaitan dengan wangi-wangian untuk kebutuhan agama, khususnya Cendana Timor.
Setelah mendalami uraian sejarah keberadaan Mutis yang adalah lumbung cendana, kita diingatkan untuk melindungi Cagar Alam Mutis sebagai peradaban orang Timor dan menjadi saksi bisu sejarah melindungi cendana dari kepunahan.
Cendana yang dihasilkan di Mutis sudah diangkut ke Ofir (India) melalui jalur sutra lalu diteruskan dari Ofir menuju Israel pada masa yang lampau.
Maka adalah satu kebanggaan tersendiri jika Mutis tetap dijaga oleh komunitas Adat yang telah memelihara Cagar Alam Mutis jauh sebelum adannya negara Indonesia. Mutis menjadi simbol peradaban yang ikonik untuk Timor karena menyimpan sejarah peradaban yang tak ternilai harganya.
Cagar Alam Mutis: Ibu Bagi Atoen Pah Meto
Pengalihan status Cagar Alam Mutis menjadi Taman Nasional merupakan satu
penghinaan kepada Ibunda Bumi Timor.
Mutis bagi Atoen Pah Meto (Orang Timor) tidak sekadar gunung yang melindungi flora dan fauna tapi lebih daripada itu Mutis adalah Ibu yang murah hati menyusui dan mengasuh orang-orang Timor sejak zaman purbakala.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.