Berita NTT

Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Berikan Langkah Antisipasi Hadapi Musim Kemarau 

untuk tanaman jagung, dalam progam Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) ditargetkan 40 ribu hektare dimusim kemarau.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
JUMPA PERS- Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Koli memberikan keterangannya di kantor Gubernur NTT didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q Parera dan Rahmatullah Adji, selaku Kepala Stasiun Klimatoligi NTT dan Kepala BPBD NTT, Ambros Kodo dalam jumpa pers di Kantor Gubernur NTT Lantai 1, Kamis, 30 Maret 2023. 

Sementara itu, kata Lucky, untuk tanaman jagung, dalam progam Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) ditargetkan 40 ribu hektare dimusim kemarau.

"Nanti kita akan mulai menanam di wilayah-wilayah yang direkomendasikan dari BMKG, mulai dari Pulau Timor, Flores Bagian Timur, Alor, Rote, Sabu, lalu menyusul ke Flores bagian Barat," sebutnya.

Lebih lanjut, Lucky sampaikan semua skema yang disiapkan itu untuk masyarakat sekaligus mempersiapkan sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan percepatan panen.

"Untuk tanaman padi, yang menanam Bulan Desember akan panen di akhir Maret sampai April dan yang menanam Bulan Januari akan panen di Bulan April hingga Mei," jelasnya

Lucky menambahkan, dengan informasi cuaca dan musim kemarau lebih awal, debit air otomatis akan berkurang.

"Kita memperhitungkan untuk melakukan mobilisasi antar panen ke sektor-sektor produki yang bisa ditanam sebanyak dua kali, sehingga bisa menghindari gagal panen,"pungkasnya.

Dalam mengantisipasi hal ini, Lucky sampaikan, pihaknya akan mempersiapkan pompa-pompa air yang akan dipakai oleh petani yg akan bekerja dimusim kemarau untuk mengangkat air.

"Ini langkah-langkah antisipasi yang kita lakukan sebagai respon atas informasi cuaca yang didapatkan dari BMKG. Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan,"tutupnya.

Sementara itu Kepala BPBD NTT, Ambros Kodo dalam kesempatan ini, menyampaikan, Informasi dari BMKG menjadi acuan dalam menetapkan langkah-langkah dan kebijakan dalam penanganan kondisi akibat parameter cuaca, iklim dan lainnya.

"Terkait dengan prakiraan musim kemarau yang akan terjadi lebih awal seperti yang telah disampaikan, kami memiliki kinerja kerja sebagaimana yang telah diatur dalam kontigensi penanganan bencana kekeringan," ungkapnya.

Menurutnya, berdasarkan rilis prakiraan awal terjadinya musim kemarau tersebut, yang perlu dilakukan oleh BPBD adalah mengaktifkan kelompok kerja penanganan kekeringan.

"Untuk kelompok kerja ini, kami melibatkan semua instansi yang terkait di dalamnya untuk mulai melakukan analisis pengkajian yang terjadi di lapangan. Berdasarkan kajian itu, kami akan mengajukan kepada seriap instansi sehubungan dengan kekeringan. Apakah berada di status siaga  darurat atau di tanggap darurat," jelasnya.

Lebih lanjut, Ambros katakan, kekeringan yang terus melanda NTT setiap tahun sering tidak dirasa sebagai bencana oleh kebanyakan orangnya. Karena kekeringan adalah bencana yang dari kejadiannya tergolong bencana yang terjadi secara berlahan-lahan.

"Oleh karena itu, kita akan meningkatkan koordinasi sesuai dengan arahan dari Bapak Gubernur, dan kami juga sudah berkoordinasi dwngan dinas  pertanian untuk mengambil lagkah2 mengjadpi lemunhkinan yang diakibatlan oleh fenomena El nino yang berakibat pada produktifitas pertanian.

Ambros menambahkan, Jika produktifitas terganggu, maka akan mengancam ketersediaan pangan.

"Sehubungan dengan ini, kami selaku BPBD melaksanakan fungsi koordinasi dengan semua instansi yang mempunyai tugas dan fungsi berhubungan dengan penanganan dampak daripada kekeringan tersebut," tutupnya. (Cr.20)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved