Berita NTT

Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Berikan Langkah Antisipasi Hadapi Musim Kemarau 

untuk tanaman jagung, dalam progam Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) ditargetkan 40 ribu hektare dimusim kemarau.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
JUMPA PERS- Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Koli memberikan keterangannya di kantor Gubernur NTT didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q Parera dan Rahmatullah Adji, selaku Kepala Stasiun Klimatoligi NTT dan Kepala BPBD NTT, Ambros Kodo dalam jumpa pers di Kantor Gubernur NTT Lantai 1, Kamis, 30 Maret 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTT, musim kemarau akan terjadi lebih awal di Bulan April 2023 mendatang.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, sampaikan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh masyarakat NTT.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Koli, menyampaikan hal itu di Kantor Gubernur NTT didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisila Q Parera, Kepala Stasiun Klimatoligi NTT, Rahmatullah Adji, dan Kepala BPBD NTT, Ambros Kodo dalam jumpa pers di Kantor Gubernur NTT Lantai 1, Kamis, 30 Maret 2023.

Lucky F Koli mengatakan, dalam rangka mengantisipasi informasi dari BMKG mengenai datangnya Kemarau Bulan April, Pemerintah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi.

Baca juga: Konektivitas NTT - Dili Timor Leste Terhubung Lewat Angkutan Darat

"Karena kemarau itu terjadi pada Bulan April, maka kita manfaatkan musim tanam buah untuk mengisi produksi dengan jenis tanaman yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan,"kata Lucky.

Menurut Lucky, petani tentunya tahu, apa yang perlu dipersiapkan untuk musim kemarau tersebut, seperti mempersiapkan tanaman-tanaman yang cocok untuk musim kemarau itu

"Dari kami sebagai Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, untuk antisipasinya perlu mempersiapkan skema untuk palawija. Kita sarankan untuk musim kemarau yang jatuh di Bulan April, para petani menanam kacang-kacangan, terutama kacang hijau," ungkapnya.

Selain palawija, Lucky juga sarankan untuk menanam kelor, shorgum dan jagung.

"Tanaman-tanaman ini tahan terhadap kekeringan atau memiliki adaptasi yang kuat terhadap kekeringan. Selain itu juga, tanaman-tanaman hortikultura juga perlu ditanami masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Orang Muda Ganjar NTT Gelar Safari Buta Aksara untuk Warga Kota Ende

Untuk tanaman kelor, kata Lucky, bisa ditanam satu kali dan dipanen sepanjang 60 tahun.

"Kita tahu bahwa kebijakan Pemerintah Provinsi NTT dalam mengintervensi kesehatan masyarakat terutama ibu hamil dan anak-anak stunting sudah direkomendasikan untuk makan kelor. Oleh karena itu, ini sudah menjadi kesempatan bagi kita untuk mengembangkan tanaman kelor," pungkasnya.

Selain itu, lanjutnya, untuk tanaman shorgum juga sangat disarankan untuk ditanamam, karena shorgum sangat tahan terhadap kekeringan.

Dikatakan Lucky, untuk menanam 1 hektare tanaman shorgum hanya membutuhkan  benih sebanyak 7 kg dan harganya tidak sampai Rp 100 ribu

"Kalau kita mendorong masyarakat tanam shorgum, untuk 1 hektare shorgum itu bisa pelihara 7 ekor sapi. Selama satu tahun setiap harinya beri makan 20 kg, dan itu sangat cocok di NTT karena tahan kering," tandasnya.

Baca juga: Konektivitas NTT - Dili Timor Leste Terhubung Lewat Angkutan Darat

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved