KKB Papua

KKB Papua - Buchtar Tabuni Kaitkan Kematian Filep Karma dengan Rencana Kedatangan PBB

Ketua West Papua Council Buchtar Tabuni mengaitkan kematian Filep Karma dengan rencana kedatangan Komisi Tinggi HAM PBB ke West Papua.

Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Alfons Nedabang
TANGKAPAN LAYAR
Ketua West Papua Council Buchtar Tabuni dan tokoh pejuang kemerdekaan Papua Filep Karma. Filep Karma meninggal dunia akibat tenggelam, mayatnya terdampar di Pantai Base-G Jayapura. 

POS-KUPANG.COM - Ketua West Papua Council Buchtar Tabuni mengaitkan kematian tokoh pejuang Papua Merdeka Filep Karma dengan rencana kedatangan Komisi Tinggi HAM Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di West Papua.

Menurut Buchtar Tabuni, Komisi Tinggi HAM PBB akan menyelidik kasus Pelanggaran HAM Berat di Papua. Hal itu membuat Jakarta tidak tinggal diam.

"Semakin gencarnya kunjungan Komisi Tinggi PBB ke West Papua, saya yakin Jakarta tidak akan tinggal diam. Saya menduga ini ada skenario halus karena Filep Karma adalah saksi hidup kasus Biak Berdarah tahun 1998," kata Buchtar Tabuni melalui video yang diunggah akun Rimbah Hutan 61.

Dalam video berdurasi 7 menit itu, Buchtar Tabuni menyebut Filep Karma sebagai teman dan sahabat. Keduanya menjadi tahanan politik, pernah menempati satu sel di Lapas Abepura, Papua.

Dia mengingatkan saksi kasus Pelanggaran HAM Berat untuk lebih berhati-hati. "Saya menyerukan kepada seluruh saksi hidup korban Pelanggaran HAM Berat yang dilakukan militer TNI, untuk menjaga diri dan waspada dan berhati-hati saat beraktivitas apapun," imbuh Buchtar Tabuni.

Termasuk saksi Kasus Washior dan Kasus Wamena serta kasus Pelanggaran HAM Berat lainnya. "Peristiwa meninggalnya Filep Karma adalah pelajaran bagi semua saksi untuk menjaga diri, melinduingi diri dan mewaspadai diri," katanya.

Baca juga: KKB Papua - TNI Polri Sweeping Masyarakat, TPNPB-OPM Kodap III Dogiai : Tindakan Brutal

"Saya menduga, dengan gencarnya Komisi Tinggi PBB dalam investigasi Pelanggaran HAM Berat sejak ankesasi tahun 1963 sampai hari ini mereka tidak mau kecolongan, tidak mau menanggung malu."

Buchtar Tabuni menduga, akan ada berbagai cara untuk menghilangkan saksi-saksi korban Pelanggaran HAM Berat. "Semoga pesan ini bermanfaat. Semua saksi korban yang masih hidup jangan terlena," ucapnya.

Selain itu, Buchtar Tabuni juga menyampaikan permohonan maaf kepada Filep Karma.

"Mohon maaf sebagai teman, sahabat dan pejuang, saya tidak bisa menghadiri melihat tubuhmu yang terakhir. Saya rindu mau datang tapi saya jauh dari tempat tinggal saya. Untuk itu Tuhan tolonglah hambaMu Filep Karma," ujarnya.

Buchtar Tabuni juga menyampaikan terima kasih kepada orangtua Filep Karma.

"Ucapan terima kasih juga saya ingin sampaikan kepada orangtua kandung bapak Filep Karma. Terima kasih yang sebesar-besarnya karena sejak bayi dan membesarkan Filep Karma yang perkasa, laki-laki yang kuat untuk berdiri membela bangsa dan tanah airnya. Semoga keluarga yang ditingalkan mendapat penghiburan dari yang Maha Kuasa. Selamat istirahat di sebelah kanan Bapa di Sorga bersama para kudus yang lain," ucap Buchtar Tabuni.

Sebelumnya, Buchtar Tabuni diamankan anggota Polresta Jayapura Kota di kediamannya, Senin 17 Oktober 2022.

"Ketua West Papua Council, Bucthar Tabuni dikepung dikediamannya di kali Kamwolker, Perumnas III Waena oleh Polisi Indonesia bersenjata lengkap, dan dibawa ke kantor polisi Kota Jayapura, West Papua. Pengepungan terjadi sejak pagi sekitar pukul 10.00 hingga sore pukul 15.00 waktu West Papua," tulis akun Facebook Buchtar Tabuni.

"Selain Bucthar, tiga Menteri Pemerintah Sementara West Papua ( ULMWP ) lainnya juga turut bersama ke kantor polisi, diantaranya Bazoka Logo Menteri Urusan Politik, Iche Murib Menteri Urusan Perempuan & Anak dan, Simion Surabut Alua Menteri Sekretaris Negera urusan West Papua Council. Belum diketahui pasti alasan kediaman Bucthar Tabuni dikepung, kemudian Dia dibawa ke kantor polisi, kota Jayapura. Mohon pantauan dan advokasi!"

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved