NTT Terkini
Bank Indonesia NTT Dukung Keberlanjutan Kopi Arabika Flores–Bajawa
Popularitas kopi Arabika Bajawa meningkat di pasar global, namun sejumlah kebun kopi di Ngada dan kabupaten lain di Flores justru terbengkalai
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT menyatakan komitmennya untuk memperkuat pendampingan bagi petani kopi di Flores, Nusa Tenggara Timur, menyusul menurunnya produksi kopi Arabika Bajawa di wilayah asalnya, Ngada.
Padahal, kopi yang pernah menembus lima hingga tujuh besar terbaik dalam ajang Cupping Test Nasional itu masih menjadi salah satu primadona kopi Indonesia dan diekspor ke sejumlah negara.
Popularitas kopi Arabika Bajawa meningkat di pasar global, namun sejumlah kebun kopi di Ngada dan kabupaten lain di Flores justru terbengkalai dan beralih fungsi ke tanaman hortikultura.
Kondisi ini memicu kekhawatiran akan keberlanjutan kopi Flores yang telah mengantongi Sertifikat Indikasi Geografis (SIG) sejak 2012.
Baca juga: Bank Indonesia dan Dompet Dhuafa NTT Gelar Talk Show Wakaf Produktif
Reyza Lisembina Budiarjo Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT mengatakan pendampingan akan dilakukan secara menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir.
“Kami mengembangkan pendampingan dari hulu sampai hilir. Dari sisi budidaya, kami dorong penerapan praktik agrikultur yang baik. Di hilir, kami perkuat kualitas hasil olahan melalui pelatihan atau bootcamp bagi pelaku usaha kopi,” ujar Reyza, Senin (27/10).
BI menilai peningkatan kualitas kopi perlu dimulai dari perbaikan budidaya di kebun. Pendampingan akan diarahkan pada penerapan praktik budidaya yang baik agar standar mutu kopi Flores tetap terjaga.
Selain itu, keterlibatan generasi muda menjadi perhatian. “Regenerasi SDM penting. Anak muda lebih terbuka terhadap inovasi dan punya akses informasi luas. Kami berharap lebih banyak anak muda terlibat di kebun kopi,” ujarnya.
BI juga terus mendorong promosi kopi Flores di berbagai event nasional, seperti Karya Kreatif Indonesia dan pameran ekonomi kreatif lainnya, guna memperkuat brand dan membuka akses pasar.
Terkait penurunan produksi, BI menilai perlu dilakukan identifikasi masalah di lapangan, termasuk kemungkinan perlunya peremajaan tanaman kopi.
“Kita perlu cek apakah penurunan terjadi karena kebunnya. Jika pohon sudah tua, maka perlu dilakukan replanting supaya produktivitas kembali meningkat,” ujarnya.
BI menegaskan program pengembangan kopi tidak dapat berjalan sendiri. “Kami akan identifikasi dulu kondisi lapangan. Setelah itu disinergikan dan dirancang programnya bersama pemerintah provinsi, instansi, dan lembaga terkait,” ujar Reyza.
BI juga menekankan pentingnya menjaga Sertifikat Indikasi Geografis yang melekat pada Arabika Flores–Bajawa sebagai identitas dan nilai tambah produk. IG dinilai harus menjadi kesadaran bersama petani, khususnya generasi muda, agar reputasi kopi Flores tetap kuat. (iar)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
| Hari Pangan Sedunia 2025 di Kupang, Gereja dan Pemerintah Bergandengan Wujudkan Ketahanan Pangan |
|
|---|
| PLN Ajak Wartawan NTT Tinjau PLTP Mataloko, Perkuat Keterbukaan Informasi Energi Panas Bumi |
|
|---|
| Prodi Kimia Unimor Promosikan Bawang Putih Lokal Eban melalui Penyulingan Minyak Bawang Putih |
|
|---|
| BPJS Kesehatan Ende Dorong Skrining Riwayat Kesehatan Lewat Aplikasi Mobile JKN |
|
|---|
| BERITA POPULER- Gempa Mag 6,3 Guncang NTT, Polres Malaka Tangkap DPO, Sosok Alexius Andiwatir |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.