Opini

Opini: Peran Sekolah dalam Membangun Identitas Nasional dan Kebanggaan Budaya

Generasi muda, yang merupakan kelompok paling rentan terhadap pengaruh ini, seringkali mengalami konflik identitas.

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOK PRIBADI
Inosensius Enryco Mokos 

Pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma luhur bangsa Indonesia, seperti konsumerisme, individualisme, dan materialisme, semakin menggerus kepribadian generasi muda

Bangsa yang kehilangan bahasa adalah bangsa yang kehilangan identitas. 

Hal ini menegaskan bahwa bahasa, sebagai salah satu pilar budaya, adalah cerminan identitas bangsa. 

Ketika bahasa daerah tergeser oleh bahasa asing, atau ketika nilai-nilai luhur bangsa mulai ditinggalkan, maka identitas nasional pun terancam. 

Oleh karena itu, sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi benteng pertahanan moral dan budaya bangsa.

Strategi dan Kontribusi Sekolah dalam Membangun Identitas Nasional Sekolah, sebagai miniatur masyarakat, memiliki potensi besar untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan. 

Kontribusi ini dapat diwujudkan melalui berbagai strategi yang terintegrasi dalam seluruh aspek pendidikan. 

Kurikulum harus dirancang untuk tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Pancasila, sejarah perjuangan bangsa, dan kekayaan budaya Indonesia. 

Mata pelajaran seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Sejarah, dan Seni Budaya harus diperkuat dengan pendekatan yang interaktif dan relevan dengan kehidupan siswa. 

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, menyatakan, "Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir."

Ini menunjukkan pentingnya pendidikan yang berakar pada budaya bangsa.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler seperti pramuka, palang merah remaja (PMR), seni tari daerah, musik tradisional, dan klub bahasa daerah menjadi wadah efektif untuk mengembangkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan budaya. 

Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar, tetapi juga mengalami dan menghargai warisan budaya secara langsung. 

Partisipasi aktif dalam upacara bendera, peringatan hari-hari besar nasional, dan kegiatan sosial kemasyarakatan juga memperkuat rasa memiliki terhadap bangsa. 

Peran guru sebagai teladan dan agen perubahan juga sangat krusial. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pendidik dan teladan. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved