Opini

Opini: Menafsirkan Dunia lewat Bahasa Fisika

Dalam fisika, satuan seperti meter, detik, atau joule menjadi jembatan antara fenomena alam dan pemahaman manusia.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Yoseph Yoneta Motong Wuwur 

Oleh: Yoseph Yoneta Motong Wuwur
Warga Lembata, Nusa Tenggara Timur

POS-KUPANG.COM - Fisika adalah bahasa semesta yang mengungkap cara kerja dunia melalui hukum dan persamaan yang padat makna. 

Simbol-simbol seperti F, m, atau v bukan sekadar huruf, melainkan representasi dari konsep dasar seperti gaya, massa, dan kecepatan. 

Rumus seperti E = mc⊃2; bukan hanya indah secara visual, tetapi juga menyiratkan gagasan mendalam bahwa energi dan massa saling terhubung. 

Dalam fisika, satuan seperti meter, detik, atau joule menjadi jembatan antara fenomena alam dan pemahaman manusia.

Bahasa fisika menyederhanakan realitas kompleks menjadi kerangka yang bisa dianalisis tanpa mengorbankan makna. Justru dalam kesederhanaan inilah tersembunyi struktur yang kaya akan kompleksitas. 

Seperti puisi yang menyampaikan kedalaman dengan kata-kata terbatas, fisika mengekspresikan alam semesta lewat pola dan simbol matematis yang merangkum narasi tentang keberadaan dan keteraturan kosmos.

Hukum Newton

Hukum Newton telah menjadi fondasi dari struktur bahasa fisika klasik. Tiga hukumnya tak hanya mengatur benda jatuh atau mobil melaju, tetapi juga menjelaskan cara semesta berbicara dalam bentuk gerak. 

Seperti tata bahasa dalam kalimat, hukum Newton membentuk kerangka sintaksis gerakan benda.

Kosakata utama dalam bagian ini adalah gaya, massa, dan percepatan. Hukum pertama berbicara tentang inersia—bahwa benda cenderung mempertahankan keadaannya jika tak ada gaya yang bekerja. Ini adalah dasar dari kestabilan dan prediksi dalam fisika.

Hukum kedua menjelaskan gaya secara kuantitatif: F = ma. Kita bisa menghitung seberapa kuat sesuatu akan bergerak berdasarkan massa dan percepatannya. Gaya, yang sebelumnya terasa abstrak, kini bisa diukur dan divisualisasikan.

Kemudian hukum ketiga membawa ide ke simetri. Setiap aksi memiliki reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Ini bukan hanya hukum fisika, tapi juga filosofi keseimbangan.

Bersama-sama, ketiga hukum ini menjadi cerita lengkap tentang interaksi benda dan kekuatan yang bekerja padanya.

Bahasa Newton menggambarkan alam melalui hukum-hukum fisika klasik yang logis, deterministik, dan dapat dihitung secara matematis.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved