Opini
Opini: Menafsirkan Dunia lewat Bahasa Fisika
Dalam fisika, satuan seperti meter, detik, atau joule menjadi jembatan antara fenomena alam dan pemahaman manusia.
Relativitas
Einstein datang membawa dialek baru. Bahasa fisika yang dulu mutlak dan universal, kini harus menerima bahwa waktu dan ruang itu relatif. Relativitas khusus memperkenalkan ide bahwa ruang dan waktu bukan dua hal terpisah, tetapi satu entitas: ruang waktu.
Dalam bingkai ini, kecepatan cahaya menjadi konstanta yang tidak bisa dilampaui.
Konsekuensinya besar: waktu bisa berjalan lebih lambat bagi benda yang bergerak sangat cepat. Panjang suatu objek bisa menyusut tergantung perspektif pengamat.
Simultanitas, yang dulu dianggap mutlak, menjadi bergantung pada posisi dan gerakan si pengamat.
Lebih jauh, relativitas umum menyatakan bahwa gravitasi bukan gaya misterius yang menarik, melainkan efek dari kelengkungan ruang waktu oleh massa.
Matahari, misalnya, membengkokkan ruang di sekitarnya sehingga planet-planet seperti Bumi bergerak mengelilinginya.
Bahasa relativitas memperkenalkan dunia yang lentur, tidak absolut. Ia menunjukkan bahwa semesta lebih dinamis dan saling terkait daripada yang kita kira sebelumnya.
Kuantum
Mekanika kuantum adalah bahasa paradoks. Di dunia skala atom dan subatom, logika sehari-hari kita tidak berlaku. Partikel bisa berada dalam dua tempat sekaligus—dalam keadaan yang disebut superposisi.
Ini bukan fiksi ilmiah, melainkan kenyataan yang bisa dibuktikan eksperimen.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menambah lapisan misteri: kita tidak bisa mengetahui posisi dan momentum suatu partikel secara bersamaan dengan presisi sempurna. Ini bukan karena alat kita kurang canggih, tapi karena sifat dasar realitas.
Fungsi gelombang menjadi metafora matematis tentang peluang keberadaan partikel. Artinya, kita hanya bisa berbicara dalam probabilitas, bukan kepastian. Dan ketika kita mengamati partikel, keadaan superposisi itu runtuh—dunia "memilih" satu kenyataan.
Bahasa kuantum memaksa kita menerima kenyataan sebagai sesuatu yang cair, kompleks, dan probabilistik. Ia lebih mirip puisi daripada prosa ilmiah.
Termodinamika
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.