Opini
Opini: Dari Sumpah Pemuda ke Sumpah Sehat
Akibatnya, risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi dini, dan obesitas meningkat pada usia yang semakin muda.
Oleh: Prima Trisna Aji
Dosen prodi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang
POS-KUPANG.COM - Setiap tanggal 28 Oktober, gema Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa kembali menggema di seluruh penjuru negeri.
Sembilan puluh tujuh tahun lalu, para pemuda menegaskan komitmen persatuan untuk membangun Indonesia yang merdeka. Kini di abad ke-21, bentuk perjuangan itu telah berubah.
Musuh utama generasi muda bukan lagi penjajah bersenjata, melainkan ancaman halus yang menggerogoti masa depan bangsa: krisis kesehatan dan gaya hidup yang tidak sehat.
Tantangan Kesehatan Generasi Muda
Laporan Kementerian Kesehatan tahun 2025 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas dan gangguan kesehatan mental pada remaja meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir.
Baca juga: Opini: Sumpah Pemuda 97 Tahun, Mengulang Satu dari Jalan Kramat ke Jalan Desa
Di sisi lain, perilaku sedentary terlalu lama duduk, kurang bergerak, serta konsumsi makanan cepat saji telah menjadi pola umum di kalangan pemuda urban.
Remaja kini lebih banyak scrolling ketimbang strolling. Aktivitas fisik yang seharusnya menyehatkan tubuh tergantikan oleh aktivitas digital yang pasif.
Akibatnya, risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi dini, dan obesitas meningkat pada usia yang semakin muda.
Tidak berhenti di situ, kesehatan mental juga menjadi sorotan serius. Data Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (2024) menunjukkan hampir 1 dari 4 remaja mengalami gejala depresi atau kecemasan, namun sebagian besar tidak mencari bantuan profesional
karena stigma sosial.
Generasi yang seharusnya menjadi motor perubahan justru terancam kehilangan vitalitas fisik dan psikologisnya.
Dari Persatuan Menuju Perubahan Gaya Hidup
Jika pada 1928 para pemuda bersatu untuk merebut kemerdekaan, maka tantangan kita kini adalah bersatu untuk menjaga kesehatan bangsa.
Sumpah Sehat menjadi simbol komitmen baru: satu tubuh yang bugar, satu jiwa yang kuat, dan satu tekad menjaga Indonesia tetap sehat.
Persatuan dalam konteks kesehatan berarti saling mendukung untuk hidup lebih sehat—baik secara individu, komunitas, maupun kebijakan publik.
| Opini: Penjarahan yang Dilegalkan dan Tantangan bagi Indonesia |
|
|---|
| Opini: Isu LGBT Prada Lucky, Senjata Tumpul di Hadapan Keadilan |
|
|---|
| Opini: Saatnya Generasi Muda Bangkit dengan Kecerdasan dan Integritas |
|
|---|
| Opini: Kawasan Ekonomi Khusus untuk Siapa? |
|
|---|
| Opini: Sumpah Pemuda 97 Tahun, Mengulang Satu dari Jalan Kramat ke Jalan Desa |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.