Cerpen

Cerpen: Aku yang Lain

Teriakan yang biasa. Kesalahan kecil menjadi amarah besar. Hanya karena handuk anaknya tidak diletakkan di kamar mandi.

|
Editor: Dion DB Putra
DOK POS-KUPANG.COM
ILUSTRASI 

Jantung Ibu Jesika berdetak cepat. Ia membaca ulang pesan itu berkali-kali sambal tak bisa menahan air matanya.

Dan untuk pertama kalinya, ia melihat Lina dengan mata berbeda. Bukan sekadar pembantu. Bukan sekadar orang lain. 

Tapi seorang ibu. Seorang manusia. Seorang yang sedang berjuang merubah nasib.

Keesokan paginya, Lina kembali bangun lebih awal. Tapi hari itu, ketika ia masuk dapur, ada secangkir kopi panas di meja. Dan secarik kertas kecil dengan tulisan:

"Maafkan saya Lina. Terima kasih untuk segalanya. Saya akan belajar melihat kamu sebagai aku yang lain."

Lina membacanya pelan. Tak ada yang pernah memintanya duduk. Tapi pagi itu, ia duduk. Ia minum kopi. Dan untuk pertama kalinya ia merasa sebagai manusia. (*)

*Penulis asal Riominsi, tinggal di Merville, Manila

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved