Cerpen
Cerpen: Aku yang Lain
Teriakan yang biasa. Kesalahan kecil menjadi amarah besar. Hanya karena handuk anaknya tidak diletakkan di kamar mandi.
Jantung Ibu Jesika berdetak cepat. Ia membaca ulang pesan itu berkali-kali sambal tak bisa menahan air matanya.
Dan untuk pertama kalinya, ia melihat Lina dengan mata berbeda. Bukan sekadar pembantu. Bukan sekadar orang lain.
Tapi seorang ibu. Seorang manusia. Seorang yang sedang berjuang merubah nasib.
Keesokan paginya, Lina kembali bangun lebih awal. Tapi hari itu, ketika ia masuk dapur, ada secangkir kopi panas di meja. Dan secarik kertas kecil dengan tulisan:
"Maafkan saya Lina. Terima kasih untuk segalanya. Saya akan belajar melihat kamu sebagai aku yang lain."
Lina membacanya pelan. Tak ada yang pernah memintanya duduk. Tapi pagi itu, ia duduk. Ia minum kopi. Dan untuk pertama kalinya ia merasa sebagai manusia. (*)
*Penulis asal Riominsi, tinggal di Merville, Manila
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.