Liputan Khusus
LIPSUS : Kota Kupang Berpotensi Tsunami Harus Ada Mitigasi yang Bagus
Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar kuliah umum internasional bertema “Kesiapan Kupang dalam Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami”.
Penulis: Ray Rebon | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Megan mengutip prinsip geologi di mana masa kini adalah kunci masa lalu, dan masa lalu adalah kunci masa depan.
Megan memetakan teras karang untuk menghitung tingkat pengangkatan. “Saya menemukan bahwa tingkat pengangkatan bervariasi dari 1 mm hingga 1,3 mm per tahun di berbagai wilayah,” jelasnya.
Ia menggunakan data elevasi dan usia teras karang, seperti teras berusia 126.000 tahun dari periode muka laut tinggi (high stand), untuk memetakan pola pengangkatan.
Megan juga mengidentifikasi faktor penyebab pengangkatan, termasuk subduksi lempeng Australia dengan sudut rendah dan pembentukan lipatan regional seperti antiklin dan sinklin.
“Pola ini menunjukkan bahwa pengangkatan di Timor tidak merata, dan memahami proses ini membantu kita memprediksi perkembangan pulau di masa depan,” tambahnya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,2 Hari Ini Guncang Manggarai NTT, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Ketiga mahasiswa ini, di bawah bimbingan Prof. Ron Harris, menegaskan, penelitian mereka tidak hanya mengungkap potensi sumber daya alam seperti minyak, gas bumi, dan mineral, tetapi juga membantu memahami risiko bencana geologi di Pulau Timor.
“Pemetaan teras karang dan linimen ini memberikan gambaran tentang aktivitas tektonik yang aktif, yang berimplikasi pada kesiapsiagaan terhadap gempa bumi dan tsunami di wilayah ini,” ujar Adept Titu Eki dalam penutup sesi.
Kuliah umum ini menjadi platform penting bagi mahasiswa Undana untuk memahami dinamika geologi Pulau Timor dan pentingnya kesiapan menghadapi bencana alam di wilayah NTT.(uan)
Prof Ron Bagikan Tips Saat Gempa
Dalam paparannya Prof Ron Haris mengaku datang dan mengunjungi Indonesia sejak tahun 1987. Ia mengaku Indonesia menjadi tempat favoritnya serta sangat senang datang ke Indonesia karena orang-orang yang ditemuinya ramah dan selalu tersenyum.
Prof Ron Harris membawa materi tentang Saving Lives through Risk Assessment, Communication and Reduction telah melakukan penelitian geologi Pulau Timor sejak tahun 1989.
Baca juga: Viral NTT, ART Asal Sumba Babak Belur Disiksa Majikannya di Batam, Teman Kerja Ikut Menghajar
Prof Ron dalam pembahasan awal menceritakan bahwa ia pernah mengalami dan merasakan gempa Alor pada tahun 2004 meskipun ia sedang berada di Pulau Timor saat itu.
Ia juga menanyakan kepada beberapa orang yang pernah merasakan gempa terutama yang memiliki tempat tinggal di Pulau Jawa, Sulawesi, Bali. Jarang ada yang merasakan gempa di Kalimantan.
Dalam materinya, ia juga memberikan arahan kepada peserta untuk melakukan 20:20:20 dalam 3 kali jika terjadi gempa bumi dan Tsunami. 20 detik, 20 menit dan 20 meter merupakan arahan dari Prof Ron Harris.
Baca juga: Forum Perempuan Diaspora NTT Beri 4 Tuntutan Terkait Kasus Aniaya terhadap ART Intan di Batam
“Jika gempa terjadi selama 20 detik, kita memiliki waktu untuk evakuasi selama 20 menit dan melarikan diri ke tempat yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter untuk menghindari tsunami,” ujarnya.
LIPSUS: 1.000 Lilin Perjuangan untuk Prada Lucky Aksi Damai Warga di Nagekeo |
![]() |
---|
LIPSUS: Lagu Tabole Bale Bikin Prabowo Bergoyang , Siswa SMK Panjat Tiang Bendera |
![]() |
---|
LIPSUS: TTS Kekurangan Alat Diagnosa TBC, Lonjakan Kasus Semakin Mengkhawatirkan |
![]() |
---|
LIPSUS: Ibunda Prada Lucky Berlutut Depan Pangdam IX Udayana Piek Budyakto |
![]() |
---|
LIPSUS: Ibunda Prada Lucky Namo, Saya Hanya Ingin Keadilan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.