Opini

Opini: Membangun Kebijakan Publik Berkeadilan

Namun di Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, narasi indah itu retak di hadapan kenyataan sosial. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
I Putu Yoga Bumi Pradana 

Antonio Gramsci mengingatkan bahwa peran intelektual organik adalah membangun kesadaran kritis. 

Dalam konteks ini, kepala daerah mesti menjadi aktor yang mampu menjembatani rasionalitas pembangunan dengan aspirasi dan hak-hak komunitas.

Menuju Wawasan Kebijakan yang Lebih Berkelas

Konflik geothermal Poco Leok adalah cermin wicked problems di era transisi energi. Ia menunjukkan bahwa kebijakan publik adalah arena kontestasi makna dan kuasa. 

Bagi kepala daerah, memperkaya wawasan kebijakan berarti berani membaca kebijakan dalam dialektika antara Political Ecology dan Public Policy Instrumentalism. 

Tanpa itu, pembangunan energi yang adil dan berkelanjutan hanya akan menjadi jargon kosong. 

Seperti ditulis David Harvey: “The freedom to make and remake our cities and ourselves is one of the most precious yet most neglected of our human rights.” 

Demikian pula, kebijakan energi seharusnya tidak hanya memajukan angka dalam bauran energi, tetapi juga memajukan martabat dan kedaulatan seluruh warga. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved