Opini

Opini: Satu Dekade Dana Desa di NTT: Pelajaran untuk Koperasi Merah Putih

Jika dihitung efektivitas investasi, setiap 1 triliun rupiah Dana Desa di NTT hanya mampu menurunkan kemiskinan sebesar 0,14%.

|
Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/HO
JALAN RABAT - Foto ilustrasi. Pengerjaan jalan rabat di Kabupaten Rote Ndao, NTT dengan menggunakan anggaran Dana Desa. 

Investasi jangka panjang dalam pengembangan SDM adalah krusial. SDM di desa sangat tertinggal dibandingkan dengan wilayah urban tentu berbeda.

Operasionalisasi sistem harus dirancang sederhana sehingga bisa dijalankan oleh SDM dengan kapasitas terbatas, sambil terus mengembangkan kapasitas mereka secara bertahap.

Pelajaran ketiga adalah pentingnya membangun sistem koordinasi yang kuat untuk menghindari tumpang tindih program. KMP perlu mengintegrasikan dirinya kedalam sistem perencanaan pembangunan desa dan pembangunan daerah yang ada dan memastikan tidak ada duplikasi atau tumpeng tindih dengan program lain. 

Pelajaran keempat, KMP jangan menjadi kompetitor bagi institusi yang sudah ada, apalagi menjadi ladang garapan baru stakeholders yang telah terbukti gagal pada program serupa seperti BUMDes. KMP harus hadir untuk memperkuat dan mendorong berkembangnya institusi organic yang telah berjalan di desa. 

Pelajaran kelima adalah menghindari terciptanya ketergantungan. KMP harus dirancang sebagai lembaga yang mendorong kemandirian, bukan menciptakan ketergantungan.

Pengalaman dana desa menunjukkan pendekatan supply driven gagal menciptakan impact signifikan. KMP harus menerapkan pendekatan demand driven untuk efektivitas optimal.

Membangun Masa Depan dari Pembelajaran Masa Lalu

Untuk memutus paradoks pembangunan desa dan kemiskinan di NTT, diperlukan revolusi paradigma dalam desain program pembangunan.

Program harus bergeser dari pendekatan charity-based menjadi empowerment-based, dari uniform approach menjadi contextual approach, dan dari short-term impact menjadi sustainable development.

Pembangunan ekonomi di daerah terpencil bukanlah sprint, melainkan marathon yang membutuhkan napas panjang dan strategi yang matang.

"Give a man a fish and you feed him for a day; teach a man to fish and you feed him for a lifetime." - Lao Tzu

Pengalaman Dana Desa menunjukkan bahwa kita terlalu lama memberi ikan, hingga melupakan esensi mengajar memancing.

Koperasi Merah Putih harus kembali ke filosofi dasar pemberdayaan ini. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved