Opini

Opini: Menggenggam Dunia dengan Bahasa

Maka, ketika seseorang menguasai kata, ia sesungguhnya sedang menggenggam kekuatan untuk membentuk dunia.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Yoseph Yoneta Motong Wuwur 

Mereka tidak mudah terseret dalam narasi populis atau ujaran kebencian, karena memiliki daya tangkal bahasa.

Literasi memperkuat kendali diri. Dengan kata, kita bisa menyuarakan keberatan tanpa kekerasan. 

Kita bisa menyampaikan emosi tanpa merusak hubungan. Argumen yang sehat lahir dari ketepatan kata. 

Dalam debat, kemampuan merumuskan pikiran dalam kalimat yang ringkas dan jelas sangat menentukan arah diskusi.

Literasi juga memperkuat demokrasi. Hanya warga yang memahami narasi kebijakan yang dapat mengawasi pemerintah dan berpartisipasi secara bermakna. 

Dalam dunia yang kompleks, kata menjadi benteng pertahanan sosial. Mereka yang cakap berbahasa akan lebih siap menghadapi guncangan budaya dan informasi.

Ekspresi Budaya dan Identitas

Bahasa mencerminkan jati diri kolektif. Bahasa mengikat kita dalam narasi bersama. Bahasa ibu menyimpan nilai dan makna terdalam. 

Dalam setiap aksen dan intonasi, tersembunyi kisah, trauma, harapan, dan kebanggaan yang diwariskan turun-temurun.

Sastra menjadi ekspresi luhur budaya. Lewat peribahasa, pantun, dan puisi, nilai-nilai dijaga tetap hidup, bahkan ketika zaman berubah. 

Dialek memperkaya keragaman. Setiap variasi bahasa menunjukkan dinamika lokal yang unik. Menjaga dialek adalah menjaga mozaik budaya bangsa.

Bahasa juga menjadi alat resistensi. Dalam penjajahan, mempertahankan bahasa berarti mempertahankan harga diri dan identitas. Identitas nasional dibentuk melalui Bahasa bersama. 

Kata-kata dalam lagu kebangsaan, pidato kemerdekaan, hingga semboyan negara, semua membangun rasa memiliki.

Namun, kata juga bisa memisahkan. Ia bisa menjadi penanda siapa yang “di dalam” dan siapa yang “di luar”. Maka, penggunaan bahasa yang inklusif menjadi penting. Bahasa dapat menjadi perekat atau perusak. 

Pilihan kata dalam ruang publik menentukan arah hubungan sosial: harmonis atau retak.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved