Opini
Opini: Menggenggam Dunia dengan Bahasa
Maka, ketika seseorang menguasai kata, ia sesungguhnya sedang menggenggam kekuatan untuk membentuk dunia.
Mereka tidak mudah terseret dalam narasi populis atau ujaran kebencian, karena memiliki daya tangkal bahasa.
Literasi memperkuat kendali diri. Dengan kata, kita bisa menyuarakan keberatan tanpa kekerasan.
Kita bisa menyampaikan emosi tanpa merusak hubungan. Argumen yang sehat lahir dari ketepatan kata.
Dalam debat, kemampuan merumuskan pikiran dalam kalimat yang ringkas dan jelas sangat menentukan arah diskusi.
Literasi juga memperkuat demokrasi. Hanya warga yang memahami narasi kebijakan yang dapat mengawasi pemerintah dan berpartisipasi secara bermakna.
Dalam dunia yang kompleks, kata menjadi benteng pertahanan sosial. Mereka yang cakap berbahasa akan lebih siap menghadapi guncangan budaya dan informasi.
Ekspresi Budaya dan Identitas
Bahasa mencerminkan jati diri kolektif. Bahasa mengikat kita dalam narasi bersama. Bahasa ibu menyimpan nilai dan makna terdalam.
Dalam setiap aksen dan intonasi, tersembunyi kisah, trauma, harapan, dan kebanggaan yang diwariskan turun-temurun.
Sastra menjadi ekspresi luhur budaya. Lewat peribahasa, pantun, dan puisi, nilai-nilai dijaga tetap hidup, bahkan ketika zaman berubah.
Dialek memperkaya keragaman. Setiap variasi bahasa menunjukkan dinamika lokal yang unik. Menjaga dialek adalah menjaga mozaik budaya bangsa.
Bahasa juga menjadi alat resistensi. Dalam penjajahan, mempertahankan bahasa berarti mempertahankan harga diri dan identitas. Identitas nasional dibentuk melalui Bahasa bersama.
Kata-kata dalam lagu kebangsaan, pidato kemerdekaan, hingga semboyan negara, semua membangun rasa memiliki.
Namun, kata juga bisa memisahkan. Ia bisa menjadi penanda siapa yang “di dalam” dan siapa yang “di luar”. Maka, penggunaan bahasa yang inklusif menjadi penting. Bahasa dapat menjadi perekat atau perusak.
Pilihan kata dalam ruang publik menentukan arah hubungan sosial: harmonis atau retak.
Opini: Nusa Tenggara Timur Menuju Swasembada Pangan |
![]() |
---|
Opini: Seni Berkarakter di Ujung Tanduk, Bakat Muda NTT Tenggelam dalam Arus Globalisasi |
![]() |
---|
Opini: Jebakan Passing Grade ASN, Bom yang Siap Meledak di Jantung Birokrasi Negeri |
![]() |
---|
Opini - Literasi Sains dan Kesadaran Isu Lingkungan di Kalangan Anak Muda |
![]() |
---|
Opini: Makin Merah Kerokan, Makin Parah Masuk Angin? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.