Cerpen
Cerpen: Rumah Doa yang Tak Pernah Tutup
Dan yang paling penting, lorong ini membuktikan bahwa doa adalah bahasa yang dipahami semua orang. Tanpa memandang agama, suku, atau status.
Di kamar 207, kakek tua duduk samping tempat tidur. Istrinya Alzheimer stadium akhir. Tidak mengenalinya lagi.
"Nek, ingat dulu kita ketemu di pasar?" katanya sambil elus rambut putih istrinya. "Ya Allah, kalau waktunya, bawa kami bersama."
Sementara di kamar sebelah, Bu Linda, perempuan Tionghoa, memegang tasbih Buddha sambil berdoa untuk suaminya yang stroke.
"Amitabha Buddha, semoga karma baik suami saya membawa kesembuhan. Semoga dia bisa pulih dan berkumpul dengan cucu-cucu lagi."
Petugas lab, Mbak Sari, baru ambil darah pasien anak. Tangis bocah itu mengingatkan putranya yang meninggal setahun lalu.
"Tuhan, jaga anak-anak yang masih hidup. Jangan biarkan orang tua lain kehilangan seperti saya."
Di kantin, Pak Joko siapkan bubur gratis untuk keluarga pasien yang kehabisan uang.
"Gusti Allah, semoga rezeki yang saya bagi jadi pahala."
Di parkiran, sopir lain, Pak Joseph, baru selesai antar keluarga pasien. Dia menyalakan lilin kecil di dashboard mobil, berdoa dalam bahasa latin yang dipelajarinya sejak kecil.
"Ave Maria, bunda yang penuh rahmat, doakan kami yang berdosa ini. Lindungi semua keluarga yang sedang berjuang di rumah sakit ini."
Pak Sarno berhenti mengepel. Dia lihat semuanya. Lorong ini seperti rumah doa raksasa yang tak pernah tutup. 24 jam sehari, 7 hari seminggu, selalu ada yang berdoa.
Dokter yang lelah tapi masih memohon kekuatan. Suster yang tidak menyerah pada pasien koma.
Keluarga pasien yang khawatir kehilangan belahan jiwa mereka. Semua berdoa dengan cara masing-masing, dalam bahasa yang berbeda, tapi dengan harapan yang sama.
"Subhanallah," bisiknya. "Ternyata tidak cuma saya yang berdoa di sini."
Dokter Ratna keluar ruang jaga. Mata sembab tapi masih kuat.
"Pak Sarno, tahu tidak yang paling aneh dari tempat ini? Semua orang jadi baik. Dokter, suster, petugas, keluarga. Semua berdoa. Semua peduli."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.