Opini

Opini: Paus dan Takhta Kemanusiaan

Takhta kepausan yang disebut sebagai takhta suci berfungsi sebagai suara kemanusiaan yang melampaui batas politik dan agama. 

Editor: Dion DB Putra
TANGKAPAN LAYAR YT VATICANNEWS
DOA RATU SURGA - Paus Leo XIV saat memimpin Doa Regina Caeli atau Ratu Surga pada pukul 12.00 waktu Vatikan, Minggu 11 Mei 2025. 

Prinsip-prinsip utama ajaran ini berakar pada Kitab Suci, Tradisi Gereja, dan refleksi teologis atas pengalaman hidup umat manusia. 

Ajaran ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi menjadi dasar bagi keterlibatan Gereja dalam dunia sosial-politik, melalui pendidikan, pelayanan kesehatan, advokasi hak asasi manusia, hingga karya-karya dan kerja karitatif. 

Takhta Suci Kepausan yang disimbolkan dalam diri seorang Paus, tidak bisa dilepaspisahkan dari yang namanya kemanusiaan. 

Artinya, takhta suci kepausan itu hanya punya arti kalau dia membangun kemanusiaan, memperjuangkan kemanusiaan dan menghadirkan kemanusiaan yang dalam bahasa biblis diartikan sebagai hadirnya Kerajaan Allah. 

Misi Gereja dalam menghadirkan Kerajaan Allah adalah inti dari keberadaannya di dunia. 

Gereja dipanggil untuk menjadi tanda dan sarana kehadiran Allah yang menyelamatkan, sesuai dengan ajaran Yesus sendiri yang sering berbicara tentang "Kerajaan Allah" (Kerajaan Surga) dalam Injil.

Hadirnya Kerajaan Allah di tengah dunia ditandai dengan adanya kedamaian, keadailan, cinta kasih dan belarasa yang lagi-lagi tidak dibatasi oleh berbagai macam perbedaan yang adalah suatu keniscayaan. 

Berbagai macam hubungan bilateral yang dijalin oleh Vatikan, sesungguhnya semata-mata untuk memastikan di negara-negara tersebut kemanusiaan dihargai dan dijunjung tinggi melebihi segala kepentingan lain. 

Kita bisa melihat hal ini dalam diri Paus Fransiskus yang begitu luar biasa aktif membangun  dan menyerukan perdamaian di seluruh dunia dan umat Kristiani harus mengajak semua orang yang beragama dan budaya lain untuk bersama-sama membangun  dan menciptakan kemanusiaan. 

Sejak awal kepemimpinannya, Paus Fransiskus menekankan pentingnya belas kasih, keadilan sosial, dan solidaritas sebagai jalan hidup kristiani di tengah dunia modern yang sering mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. 

Paus Fransiskus dinobatkan sebagai "Person of the Year" (Tokoh Tahun Ini) oleh majalah Time pada tahun 2013, tidak lama setelah ia terpilih sebagai Paus pada Maret tahun yang sama. 

Penobatan ini bukan semata karena jabatannya, tetapi karena pengaruh moral, sosial, dan spiritual yang begitu besar dalam waktu singkat. 

Penobatan ini mencerminkan bahwa dunia, baik yang religius maupun sekuler, mengakui keteladanan dan kepemimpinan moral Paus Fransiskus di zaman yang penuh tantangan. 

Time menyebutkan bahwa pengaruh Paus Fransiskus menjangkau dan bahkan melampaui batas agama dan budaya. 

Ia dianggap mengubah persepsi global tentang kepausan, dari simbol kekuasaan menjadi ikon pelayanan dan kasih universal demi kemanusiaan. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved