Opini
Opini: Makan Bergizi Gratis dan Potensi Mundurnya Pemajuan Kebudayaan
Saya teringat kata-kata Tan Malaka, orang Indonesia harus lebih banyak baca, bila perlu makan dikurangi!
Ketiga, identitas budaya. Pangan lokal adalah bagian dari identitas budaya yang beragam di Indonesia, misalnya orang Papua dan Maluku terkenal dengan sagunya, orang NTT dengan umbi-umbian dan jagung juga di daerah-daerah lain.
MBG dengan mengonsumsi pangan lokal membangkitkan kembali rasa cinta para pelajar terhadap pangan lokal sebagai bagian dari identitas budayanya juga sebagai strategi melawan inferioritas pangan lokal.
Artinya, selain konsumsi, para pelajar juga sekaligus belajartentang budaya pangan. Perut diisi, otakpun diisi.
Melalui MBG, kita mendorong agar ada keberlanjutan program Pemajuan Kebudayaan agar tidak mubazir. Apa yang kita makan adalah apa yang kita tanam di tanah kita!
Jika tiga hal ini tidak dipikirkan oleh pemerintah, maka MBG yang diongkos dengan biaya triliunan rupiah hanya akan menguntungkan pihak-pihak tertentu dan berpotensi tidak produktif. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.