Opini
Opini: Suanggi dan Sihir dari Perspektif Psikologi
Kepercayaan terhadap sihir atau suanggi menjadi bagian dari identitas sosial yang melekat pada individu tersebut.
Proses ini memperkuat keyakinan yang ada, menjadikannya lebih sulit dipertanyakan atau dibantah.
Konformitas sosial juga memperkuat kepercayaan ini, di mana individu merasa perlu mengikuti mayoritas meski tidak sepenuhnya yakin.
Tekanan sosial dari teman, keluarga, atau komunitas membuat seseorang mengadopsi keyakinan terhadap hal gaib meskipun tanpa bukti rasional.
Ini menunjukkan bagaimana kepercayaan dapat menyebar dan menguat dalam kelompok sosial, membentuk pandangan dan perilaku kita.
Kognisi dan Bias Kognitif
Kognisi manusia sering dipengaruhi oleh bias kognitif yang mengarah pada keputusan dan persepsi tidak rasional. Bias kognitif adalah kecenderungan mental yang membentuk cara kita melihat dunia.
Salah satu bias yang sering muncul adalah kecenderungan untuk mencari informasi yang hanya mendukung keyakinan yang sudah ada, meski bukti bertentangan.
Fenomena ini tampak dalam kepercayaan terhadap fenomena supranatural.
Seseorang yang meyakini diserang sihir cenderung mengingat peristiwa-peristiwa yang menguatkan keyakinannya, sambil mengabaikan penjelasan rasional yang bertentangan.
Ini membuat mereka semakin yakin meski ada sudut pandang lain yang lebih logis.
Bias konfirmasi memperburuk pandangan seseorang dengan membatasi informasi yang diterima.
Ketika hanya mencari bukti yang mendukung pemikiran yang ada, individu terjebak dalam lingkaran informasi yang terbatas.
Kesadaran akan bias kognitif penting agar kita bisa lebih terbuka dan kritis, mengurangi kesalahan berpikir, dan memahami dunia dengan lebih
rasional. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.