Opini
Opini: Guru Bermain Ponsel di Kelas
Ketika guru lebih sibuk dengan ponselnya, siswa merasa kurang dihargai dan kehilangan perhatian yang mereka butuhkan.
Guru yang terlalu banyak teralihkan oleh ponsel kehilangan kesempatan untuk
memberikan umpan balik yang membangun dan merespons kebutuhan siswa secara tepat waktu.
Padahal, perhatian pribadi dari guru sangat penting untuk memotivasi siswa dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
Tanpa interaksi yang cukup, siswa mungkin merasa kurang dihargai dan cenderung mengurangi keterlibatan mereka dalam pembelajaran.
Proses belajar yang optimal memerlukan dialog dua arah yang tidak hanya berfokus pada materi, tetapi juga pada pengelolaan perasaan dan pemahaman siswa.
Ketika guru terlalu fokus pada telepon seluler, siswa merasa terputus dari proses pembelajaran dan menjadi kurang percaya diri untuk bertanya atau berbagi pemahaman mereka.
Pada akhirnya, interaksi yang terbatas ini mengurangi efektivitas pembelajaran dan menciptakan atmosfer kelas yang kurang inklusif.
Oleh karena itu, menjaga fokus penuh pada siswa sangat penting agar proses
pembelajaran berjalan efektif dan hubungan antara guru dan siswa semakin bermakna.
Citra Profesionalisme Guru yang Terganggu
Kebiasaan bermain ponsel di kelas karena guru bertindak sebagai konten kreator atau kreator digital di Facebook profesional (FB Pro) dapat merusak citra profesionalisme guru di mata siswa dan orang tua.
Sebagai pendidik, guru harus menjadi teladan yang baik, menjaga etika dan perilaku profesional.
Ketika guru lebih tertarik pada Ponsel daripada pada siswa, rasa hormat siswa terhadap mereka dapat berkurang.
Siswa menilai guru berdasarkan tindakan mereka, dan ketidakmampuan guru mengendalikan penggunaan telepon seluler dapat merusak citra profesionalisme tersebut.
Bagi orang tua, guru adalah figur yang dihormati dan diandalkan untuk mendidik anak-anak mereka.
Jika orang tua mengetahui bahwa guru sering bermain telepon seluler di kelas, mereka bisa merasa khawatir tentang kualitas pengajaran yang diterima anak-anak mereka.
Hal ini dapat mengurangi kepercayaan orang tua terhadap kemampuan guru dalam mengelola kelas dan memberikan pendidikan yang efektif, serta memengaruhi kerjasama yang seharusnya terjalin untuk mendukung perkembangan siswa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.