Liputan Khusus

Lipsus - Satu Dapur Tiap Kecamatan untuk Program Makan Bergizi Gratis

Pemkab Rote Ndao sudah berupaya berkomunikasi dengan pemerintah pusat sebelum Badan Gizi Nasional resmi dibentuk.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/ARNOLD WELIANTO
Suasana belajar siswa di SDK Hikong Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (21/1/2025). Meski belum dilaksanakan di sekolah mereka, namun anak anak mengaku senang terhadap Program Makan Bergizi Gratis. 

Ketua DPR Puan Maharani membeberkan ada sejumlah masalah yang akan disoroti DPR selama Masa Sidang II Tahun 2024-2025 yang dimulai pada Selasa (21/1).

"Satu, pelaksanaan program makan bergizi gratis. Dua, penegakan kode etik dan hukum pada lembaga yang membidangi ketertiban dan keamanan. Tiga, perizinan, penggunaan, dan pengawasan senjata api oleh aparat," kata Puan dalam pidatonya pada rapat paripurna DPR, Selasa (21/1).

Puan melanjutkan, DPR juga akan menaruh perhatian terhadap permasalahan bencana alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah daerah, stabilitas harga komoditas dan pasokan pangan serta rencana penghentian impor beberapa komoditas pangan.

Lalu, upaya peningkatan produksi pertanian untuk mendukung swasembada pangan, penanganan kasus virus HMPV, penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di berbagai wilayah, penyelesaian seleksi pegawai honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).

Kemudian, konflik pertanahan dan tata ruang serta penyediaan lahan untuk berbagai program pemerintah, rencana penyimpanan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (SDA) minimal selama satu tahun di dalam negeri.

Selanjutnya, penanganan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terhadap WNI yang bekerja di luar negeri, kasus kekerasan seksual, rencana pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2026.

"Upaya mewujudkan swasembada energi. meningkatnya pemutusan hubungan kerja di sektor manufaktur. Bergabungnya Indonesia menjadi anggota tetap BRICS," ujar Puan. Puan berpesan agar alat kelengkapan dewan bergerak untuk menindaklanjuti masalah-masalah yang ada. 

Edukasi Makan yang Benar

Badan Gizi Nasional merespon kritik dari seorang siswa SD tentang rasa menu yang disajikan dalam Makan Bergizi Gratis (MBG), dan menyebutkan bahwa SPPG masih menyesuaikan dengan program tersebut, seperti terkait memasak makanan dalam volume banyak.

"Yang di SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) itu kan memang sudah diajarkan, ya. Jadi, mereka itu sebenarnya sudah melakukan uji coba. Tapi, yang namanya langsung membuat 3 ribu begitu, ada kemungkinan mereka itu juga dalam membuat resep, misalnya tidak terbiasa dengan yang banyak," kata Staf Ahli BGN Ikeu Tanziha ketika ditemui di Jakarta, Selasa (21/1).

Ikeu mencontohkan, ada kemungkinan para petugas tidak terbiasa memasak dalam volume besar, sehingga kekurangan garam dan rasanya menjadi hambar. Selain itu, katanya,  ada penyesuaian dengan dengan pola kerja yang baru juga menjadi salah satu faktor, misalnya ahli gizi yang harus bekerja sejak pukul 01 dini hari untuk memastikan semua makanan yang disajikan sesuai prosedur.

"Tapi, namanya juga baru dua pekan pertama, ya. Memang di dua pekan pertama itu seperti yang Warungkiara yang di Sukabumi. Yang di Sukabumi itu memang kata ahli gizinya, dua pekan pertama itu memang berat, berat sekali," kata dia.

Terkait harapan sejumlah anak agar menu dibuat sedikit kebarat-baratan guna menambah nafsu makan, Ikeu menjelaskan bahwa MBG bukan sekadar memberikan makanan, namun juga sebagai bentuk edukasi tentang makan makanan yang benar.

"Jadi kalau kita mau, ya, kasih aja. Seperti ayam kentaki-kentakian, misalnya gitu kan.Terus, kasih nugget. Itu akan lebih bagi anak akan sangat memuaskan mereka, gitu. Tapi kan bukan itu yang diinginkan," katanya.

Dia menyebutkan bahwa dalam MBG, diajarkan untuk membiasakan diri mengurangi makan berpenyedap. Ikeu menambahkan, jika meminta makanan yang kebarat-baratan dengan kandungan penyedap yang tinggi, hal tersebut karena pola asuhnya yang salah.

"Biasanya lidahnya sudah terbentuk rasa sedap, gitu kan. Itu pasti ada anak bilang itu tidak enak, itu mungkin karena lidahnya sudah lidah banyak penyedap," kata dia mencontohkan.

Sebelumnya, diberitakan di media massa tentang seorang siswa yang mengkritik rasa menu MBG yang tidak enak.  (rio/cr4/ant/kompas.com/ant)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

POS KUPANG/ARNOLD WELIANTO
SDK HIKONG -- Suasana belajar siswa di SDK Hikong Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (21/1).


SIDE BAR 1

KOMPAS.com/Rahel
RAPAT PARIPURNA -- DPR RI menggelar rapat paripurna pembukaan masa persidangan II tahun 2024-2025 di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/1/2025)

SIDEBAR 2

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved