Opini

Opini: Natal dan Sengketa Pilkada Indonesia Timur

Dari 10 besar provinsi dengan sengketa pilkada, tujuh provinsi di antaranya merupakan wilayah Indonesia Timur. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
ILUSTRASI 

Oleh: Robert Bala
Diploma Resolusi Konflik Asia Pasifik, Facultad Ciencia Politica, Universidad Complutense de Madrid Spanyol.

POS-KUPANG.COM - Pilkada serentak 27 November 2024 telah selesai. Tetapi persoalan tidak selesai. 

Sengketa pilkada justru masih mengalir ke Mahkamah Konstitusi (MK) yang sebagian besar berasal dari Indonesia Timur

Dari 10 besar provinsi dengan sengketa pilkada, tujuh provinsi di antaranya merupakan wilayah Indonesia Timur

Untuk Kabupaten/Walikota, posisi teratas ditempati Papua Tengah 20 perkara, Maluku Utara 19 perkara dan Papua sebanyak 18 perkara. 

Selanjutnya diikuti Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Papua Pegunungan, Papua Barat, dan Maluku dengan jumlah di atas 10 permohonan. 

Robert Bala
Robert Bala (KOMPASIANA.COM)

Nusa Tenggara Timur ( NTT)  tidak terdapat dalam daftar teratas. Tapi jumlahnya tidak sedikit yakni 7 kabupaten: Manggarai Barat, Flores Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan dan Belu.

Yang menarik: mengapa sengketa justru begitu banyak dari Timur Indonesia? 

Bukankah Indonesia Timur dengan penduduk yang mayoritasnya merayakan Natal dengan panggilan utama mestinya menghadirkan warna kasih dan persaudaraan? 

Pemahaman keliru 

Mengapa praksis kasih dan perdamaian serta persaudaraan dan persatuan yang merupakan ciri khas nilai kristiani kerap terasa kontradiktif? Apakah ada pemahaman yang khilaf? 

Tidak mudah menjawabnya. Tetapi pemahaman tentang kebebasan sejati bisa pijakan untuk menilai. 

Dalam Alkitab, kebebasan Kristen mengacu pada kebebasan yang Tuhan tawarkan kepada manusia untuk membebaskan diri dari dosa dan menjalani kehidupan yang utuh. 

William E. Fischer dalam bukunya La Libertad Cristiana, Cristo nos hace libres, 2009 (Kebebasan kristiani, Kristus membuat kita Merdeka) menyebuatkan bahwa kebebasan dari dosa merupakan anugerah bimbingan Roh sehingga manusia memperoleh kehidupan yang utuh. 

Artinya, terdapat dua hal yang saling mengandaikan. Di satu pihak kehadiran Roh Allah bila sudah menjadi pijakan, maka akan memengaruhi hidup dan menjadikannya kehidupan yang utuh. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved