Opini
Opini: Menakar Janji Paslon Gubernur NTT Mengenai Isu Lingkungan
Paslon berjanji meningkatkan kerja sama dengan organisasi non pemerintah untuk mengatasi keterbatasan anggaran dan meningkatkan pendapatan asli daerah
Oleh: Peters Oktovians Bako dan Diana Yudi Lestari Serangmo
Mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Doktoral Universitas Nusa Cendana Kupang
POS-KUPANG.COM - Debat publik pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2024 kembali digelar di Auditorium Universitas Nusa Cendana pada 6 November 2024.
Dalam debat kedua ini, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) NTT selaku penyelenggara menggandeng Aryo Ardi dan Anisha Dasuki (presenter INews TV) sebagai pemandu.
Debat menghadirkan tiga panelis, yakni: Dr. Dominggus Elcid Li (Direktur Eksekutif pada Riset Institute of Resource Governance and Social Change/IRGSC), Dr. Hamzah H. Wulakada (dosen dan peneliti lingkungan pada Universitas Nusa Cendana), dan Dr. Werenfridus Taena (dosen pada Universitas Timor dan ahli ilmu pengembangan wilayah).

Tema debat kedua ini adalah Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat NTT yang Berkeadilan dan Inklusif, yang dibagi menjadi empat sub tema, yakni (1) pembangunan kewilayahan yang merata dan berkeadilan; (2) pembangunan infrastruktur dasar berbasis ekonomi hijau dan biru;
(3) pembangunan inklusif yang berkeadilan sosial budaya serta adil generasi; dan (4) pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan aslidaerah, pengelolaan keuangan yang efektif sekaligus efisien.
Terkait tema dan sub tema debat, ketiga paslon dalam sesi pemaparan visi, misi, dan program kerja maupun dalam sesi tanya-jawab berusaha menunjukkan komitmennya menciptakan kesejahteraan seluruh masyarakat NTT tanpa adanya diskriminasi dan ketimpangan.
Tema debat kedua ini sejatinya mengandung makna penting, yakni bagaimana setiap paslon dapat memberikan jaminan bahwa semua kelompok masyarakat-termasuk kelompok minoritas dan termarginalkan, kelompok miskin, kaum difabel maupun kelompok masyarakat yang berada di daerah terpencil memperoleh akses yang setara terhadap peluang ekonomi, layanan pendidikan dan kesehatan, serta fasilitas sosial lainnya.
Selain itu bagaimana paslon mampu mengintegrasikan semua kelompok masyarakat untuk terlibat aktif dalam program pembangunan termasuk dalam proses pengambilan keputusan.
Salah satu poin yang menarik dalam debat publik kedua ini adalah diangkatnya beberapa isu lingkungan, seperti perubahan iklim, kerawanan bencana, krisis energi dan air bersih, serta kerusakan lingkungan akibat praktik deforestrasi dan pariwisata yang tidak berkelanjutan.

Isu-isu lingkungan ini memang tidak bisa dilepaskan dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat karena proses pembangunan yang berkeadilan dan inklusif tidak hanya menyangkut kesejahteraan sosial dan ekonomi, namun juga berhubungan dengan keberlanjutan lingkungan.
Kaitan erat antara isu-isu lingkungan dengan tujuan pembangunan global termaktub dalam dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai lanjutan dari agenda Millennium Development Goals (MDGs) yang diadopsi pada tahun 2015 sebagai bagian dari Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Dokumen SDGs memuat beberapa isu lingkungan penting yang menjadi prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni perlindungan ekosistem darat dan laut, pengelolaan air bersih dan sanitasi, perubahan iklim, energi terbarukan dan efisiensi energi, konsumsi dan produksi berkelanjutan, serta keberlanjutan di sektor pertanian.
Paslon gubernur dan calon gubernur nomor urut 1, Ansy Lema dan Jane Suryanto mengangkat isu lingkungan utama terkait dengan pentingnya upaya keberlanjutan untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrem pada kelompok masyarakat petani, peternak, dan nelayan di desa dan pulau-pulau terpencil.
Paslon berjanji meningkatkan kerja sama dengan organisasi non pemerintah untuk mengatasi keterbatasan anggaran dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.