Opini

Opini: Menakar Janji Paslon Gubernur NTT Mengenai Isu Lingkungan

Paslon berjanji meningkatkan kerja sama dengan organisasi non pemerintah untuk mengatasi keterbatasan anggaran dan meningkatkan pendapatan asli daerah

Editor: Dion DB Putra
PROKAL
Ilustrasi. 

Pada sesi tanya jawab, pason nomor urut 1 secara khusus mengangkat kasus penurunan status Cagar Alam Gunung Mutis menjadi Taman Nasional oleh pemerintah pusat. 

Paslon menyatakan kekhawatiran bahwa perubahan status ini dapat mengancam kelestarian lingkungan serta hak masyarakat adat yang telah lama menggantungkan hidupnya pada kawasan tersebut. 

Ansy-Jane berkomitmen untuk melindungi Gunung Mutis dan mempertahankan statusnya demi menjaga keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat lokal​.

Sebagai bagian dari ekosistem hutan montana (hutan pegunungan), cagar alam Gunung Mutis memiliki fungsi ekologis yang sangat besar bagi masyarakat di Pulau Timor, seperti: (1) menjadi daerah tangkapan air yang menyediakan sumber air bersih bagi sebagian masyarakat Pulau Timor; 

(2) menjadi habitat berbagai spesies flora dan fauna endemik yang memperkaya keanekaragaman hayati; dan (3) menjadi ekosistem penyerap karbon yang berkontribusi penting pada mitigasi perubahan iklim. 

Dikhawatirkan, penurunan status Cagar Alam Gunung Mutis menjadi taman nasional akan meningkatkan aksesibilitas dan aktivitas manusia di dalam kawasan yang berdampak signifikan terhadap penurunan fungsi ekologisnya, seperti terjadinya degradasi habitat alami flora dan fauna endemik, penurunan kuantitas dan kualitas air, meningkatnya laju erosi tanah dan meningkatya potensi konflik antara pemerintah dengan masyarakat adat.

Beberapa poin  kritis dapat penulis sampaikan terhadap isu lingkungan yang diangkat oleh paslon nomor urut 1, yakni: 

(1) argumen yang disampaikan masih belum menyentuh program konkret atau rencana aksi untuk merealisasikan janji paslon terutama yang berkaitan dengan sumber pendanaan dan dukungan infrastruktur untuk melindungi kawasan Mutis; dan 

(2) menjadi pertanyaan penting, sejauh mana paslon dapat berkolaborasi secara efektif dengan pemerintah pusat terkait dengan kebijakan nasional yang berbeda dengan pandangan paslon.

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT nomor urut 2, Melki Laka Lena dan Johni Asadoma, mengangkat isu lingkungan dengan fokus pada pengembangan pertanian melalui teknologi seperti irigasi tetes di wilayah lahan kering NTT. 

Teknologi irigasi tetes saat mulai dikembangkan di Kabupaten Kupang dan paslon nomor urut 2 berjanji memperluas adopsi teknologi ini jika keduanya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin NTT dalam lima tahun ke depan.

Irigasi tetes merupakan salah satu metode irigasi yang memiliki efisiensi yang tinggi sehingga cocok untuk diterapkan di lahan kering seperti di NTT. 

Pada metode irigasi tetes air dialirkan secara perlahan (setetes demi setetes) langsung ke daerah perakaran tanaman melalui jaringan pipa, selang atau emitter. Dengan cara ini, jumlah air yang digunakan oleh tanaman meningkat karena air yang hilang melalui penguapan dan limpasan permukaan menurun.

Jumlah air yang diberikan melalui irigasi tetes dapat disesuaikan dengan kebutuhan air spesifik tanaman sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Catatan kritis yang dapat penulis sampaikan pada gagasan ini adalah: (1) walaupun penerapan irigasi tetes dianggap sebagai teknologi irigasi terbaik di lahan kering namun tantangan besar ada pada aspek skalabilitas dan ketersediaan sumberdaya dan dana untuk merealisasikan progam ini; 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved