Opini

Opini: Menakar Janji Paslon Gubernur NTT Mengenai Isu Lingkungan

Paslon berjanji meningkatkan kerja sama dengan organisasi non pemerintah untuk mengatasi keterbatasan anggaran dan meningkatkan pendapatan asli daerah

Editor: Dion DB Putra
PROKAL
Ilustrasi. 

(2) penerapan irigasi tetes hanya mampu mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan air tanaman sehingga tidak mampu menyelesaikan kompleksitas permasalahan yang dialami petani seperti tingkat kesuburan tanah yang rendah serta serangan hama dan penyakit tanaman; dan 

(3) penerapan irigasi tetes belum sepenuhnya menjawab perlunya menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan, termasuk konservasi alam dan perlindungan keanekaragaman hayati di daerah yang rawan terdegradasi seperti di NTT.

Gagasan lain yang disampaikan paslon nomor urut 2 terkait isu lingkungan adalah gagasan untuk membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung pariwisata, guna mengoptimalkan potensi alam NTT dan mendukung perekonomian lokal​.

Dalam debat kedua ini, paslon nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi dan Andre Garu mengangkat isu lingkungan yang terfokus pada pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. 

Paslon juga menekankan perlunya penerapan inovasi teknologi untuk mendukung sektor pertanian dan perikanan serta mengatasi masalah kemiskinan yang seringkali terkait dengan kerusakan lingkungan​. 

Secara khusus, paslon nomor urut 3 juga mengangkat isu energi terbarukan. Paslon menekankan pentingnya pemanfaatan potensi energi terbarukan di NTT, seperti energi surya dan angin, sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. 

Hal ini sejalan dengan upaya untuk menciptakan keberlanjutan energi yang lebih ramah lingkungan, mendukung pembangunan ekonomi yang lebih hijau, serta menyediakan akses energi yang lebih luas untuk masyarakat NTT.


Beberapa catatan penting, dapat penulis sampaikan terhadap gagasan yang disampaikan paslon nomor urut 3 terkait isu energi terbarukan, yakni: (1) paslon belum mengelaborasi gagasan yang disampaikan terutama yang berkaitan dengan program kerja dan rencana aksi untuk mewujudkan gagasan tersebut dalam 5 tahun masa jabatan. 

Hal ini menjadi penting karena gagasan yang disampaikan akan diperhadapkan pada tantangan infrastruktur berbiaya tinggi. Paslon juga belum menjelaskan bagaimana distribusi energi terbarukan dapat menjangkau daerah-daerah terpencil seperti di NTT; dan 

(2) walaupun penggunaan energi terbarukan sangat menjanjikan dari aspek keberlanjutan namun penerapannya membutuhkan kolaborasi antar berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta serta lembaga internasional untuk mendukung pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan di NTT.

Tanpa sinergi antara sektor-sektor ini, pengelolaan energi terbarukan mungkin tidak akan seoptimal yang diharapkan dalam menjaga keseimbangan ekosistem di NTT.

Menyimak jalannya debat secara keseluruhan dengan durasi 2 jam, terlihat bahwa keluasan tema debat dan keterbatasan waktu sangat mempengaruhi paslon dalam menyampaikan gagasan-gagasan penting dan beradu argumentasi di panggung debat.

Walaupun demikian, debat kedua telah usai (dan mungkin menyisakan diskusi-diskusi panjang di ruang publik). 

Sangat diharapkan, debat ini dapat menjadi ajang untuk memperdalam pemahaman publik terhadap visi, misi, dan program dari masing-masing paslon.  

Masing-masing paslon telah menawarkan solusi spesifik dan relevan sehingga publik NTT diharapkan dapat memilih berdasarkan kualitas gagasan dan potensi implementasi program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di provinsi NTT tercinta.  (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved