Opini

Opini: Sastra, Kapitalisme dan Globalisasi

Sastra mesti berjuang  menciptakan sebuah budaya tandingan yang bertolak belakang dengan model kapitalisme. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Petrus Nandi. 

Yang patut diwaspadai adalah kenyataan bahwa dua kekuatan itu selalu paradoks dan ambivalen. Dalam konteks itu, karya-karya sastra mesti menawarkan model peradaban alternatif yang berbasiskan pada kearifan-kearifan lokal.

Jika kapitalisme dan globalisasi menjanjikan keuntungan-keuntungan material, karya-karya sastra mesti membawa kepuasan rohaniah atau spiritual bagi pembacanya. 

Mengutip Syahrudin Y.S, kehadiran sastra di tengah perkembangan teknologi merupakan tantangan besar, di mana sastra harus dapat memberi jalan inspirasi buat kehidupan yang nyata. Sastra harus dapat memberi jalan lurus bagi manusia dalam gebalau zaman. 

Oleh karena sastra adalah karya dan karsa manusia, sudah seharusnya sastra bersumbangsih bagi manusia. Sastralah pembangkit nilai-nilai kebenaran moral dan budaya di hadapan kapitalisme dan globalisasi. (*)

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved