Opini
Opini: Memberdayakan Potensi Besar Kelautan dan Perikanan di NTT
NTT juga memiliki lahan rumput laut yang luas, mencapai 89.110,10 hektare. Namun, pemanfaatan lahan ini baru sekitar 16 persen.
Oleh: DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, SSiT,. M.Mar
Pengamat Maritim Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC)
POS-KUPANG.COM - Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi kepulauan di Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya laut yang melimpah.
Letak geografis NTT yang strategis menjadikan provinsi ini memiliki potensi besar di sektor kelautan dan perikanan.
Meski demikian, pemanfaatan optimal potensi ini masih menghadapi berbagai tantangan yang signifikan. Menurut data yang dirilis pada 12 Oktober 2023, potensi perikanan tangkap di NTT mencapai 393.360 ton per tahun.
Namun, pemanfaatannya baru mencapai sekitar 48 persen. Ini berarti lebih dari setengah potensi perikanan tangkap belum dimanfaatkan secara maksimal, menunjukkan adanya kendala dalam pengelolaan sumber daya ini.
Selain itu, NTT juga memiliki lahan rumput laut yang luas, mencapai 89.110,10 hektare. Namun, pemanfaatan lahan ini baru sekitar 16 persen.
Rumput laut merupakan komoditas dengan nilai ekonomi tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional, tetapi potensi besar ini belum sepenuhnya digarap.
Lebih jauh lagi, potensi lahan garam di NTT mencapai 52 ribu hektare, namun yang telah dimanfaatkan hanya sekitar 11 ribu hektare. Garam adalah salah satu komoditas penting yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Rendahnya pemanfaatan lahan garam menunjukkan adanya kendala signifikan dalam pengelolaannya.
Menelisik hal tersebut ada 3 (tiga) tantangan utama dalam pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan di NTT.
Pertama, infrastruktur yang belum memadai menjadi hambatan utama. Pelabuhan perikanan yang kurang memadai, fasilitas penyimpanan dingin yang terbatas, dan minimnya pusat pengolahan hasil laut adalah kendala signifikan.
Kedua, masalah teknologi dan keterampilan juga menjadi tantangan. Banyak nelayan dan petani rumput laut di NTT yang masih menggunakan metode tradisional. Kurangnya akses terhadap teknologi modern dan pelatihan yang memadai membuat produktivitas mereka tidak optimal.
Dan ketiga, akses pasar yang masih terbatas menjadi kendala lain. Hasil laut dan perikanan NTT sering kali sulit bersaing di pasar yang lebih luas karena kurangnya dukungan dalam hal pemasaran dan distribusi.
Berbagai Strategi Harus diterapkan
Untuk mengatasi tantangan tersebut, berbagai strategi harus diterapkan. Antara lain peningkatan infrastruktur menjadi prioritas utama.
Pembangunan pelabuhan perikanan yang lebih baik, fasilitas penyimpanan dingin yang memadai, serta pusat pengolahan hasil laut yang modern dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi. Infrastruktur yang baik akan mendukung efisiensi operasional dan kualitas produk yang dihasilkan.
Marcellus Hakeng Jayawibawa
Opini Pos Kupang
Opini
Kelautan dan Perikanan
rumput laut
perikanan tangkap
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.