Liputan Khusus

Lipsus - Siswa di Posko Pengungsian Lewotobi Rindu Belajar di Kelas

Dua siswi SDI Jongwolor Boru, dan SDK Bawalatang di Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang itu sulit memecahkan tugas matematika di posko pengungsian.

|
Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/PAUL KABELEN
Siswa Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Flotim, belajar di tenda darurat yang diletakkan di samping halaman SMP Negeri 1 Wulanggitang, Flores Timur, Selasa (30/1). 

Puluhan bocah tertawa lepas di serambi pengungsian SMP Negeri 1 Wulanggitang di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Jumat 19 Januari 2024 siang.

Halaman sekolah dengan luas belasan meter persegi yang dikelilingi tembok permanen itu menjadi tempat belajar dan bermain para anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Selain bernyanyi dan belajar bersama para guru perempuan di tenda darurat, anak-anak PAUD juga mendapatkan trauma healing dari relawan Sahabat Padri Markus Solo Kwuta, SVD.

Mereka diberikan kesempatan menceritakan pengalaman dan mengucapkan terima kasih kepada misionaris asal Ile Bura yang saat ini menjadi penasihat Paus di Vatikan.

"Terima kasih Padri Markus Solo Kwuta," ucap para bocah usia di bawah lima tahun di tenda belajar dan berlantai terpal biru itu.

Selain trauma healing, relawan kemanusiaan untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki berstatus Level IV (Awas) itu menyalurkan bantuan berupa alat tulis bagi anak-anak PAUD. Salah satu anggota Sahabat Padri Markus Solo Kwuta, Nikolaus Nara, mengatakan anak usia sekolah harus terus disentuh agar mereka tidak larut dalam kegelisahan.

"Kami lebih fokus pada edukasi healing. Kami juga beri bantuan dalam bentuk alat peraga, buku-buku dan perlengkapan. Ini dari sahabat Pater Markus," ujarnya.

Bantuan kemanusiaan itu berasal dari sahabat sang misionari di seluruh penjuru negeri, lalu dikirim ke relawan asal Ile Bura untuk meringankan beban korban terdampak.

Pihaknya sudah mengunjungi sejumlah posko, termasuk ribuan pengungsi di Desa Konga, Kecamatan Titehena. Ia berharap kepada Pemerintah Daerah setempat agar selalu memberikan perhatian secara berkelanjutan.

Relawan kemanusiaan untuk erupsi Gunung Lewotobi terus memberikan trauma healing bagi anak-anak agar mengobati traumatis akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Trauma healing kepada anak-anak pengungsi itu diberikan oleh relawan Padri Markus Solo Kwuta, Satgas Trauma Healing Polres Flotim, PGRI Flotim, TB Mawar Merona, Puan Indonesia, serta IMM Universitas Muhammadiyah dan Mapala Universitas Muhammadiyah Maumere.

Anggota Satgas Trauma Healing Polres Flores Timur, Bripka Bibiana Oda Maran, mengatakan anak-anak terhibur saat mereka melakukan pendampingan untuk menyembuhkan trauma akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

"Ada hasil yang luar biasa, anak-anak merasa terhibur. Aura mereka ceria sekali, apa lagi ketika kami bermain sambil bernyanyi lalu buat teka-teki," ujarnya.

Menurutnya, gangguan psikologis yang paling terasa adalah disorientasi lingkungan karena anak-anak baru pertama mengalami bencana erupsi. Banyak dari mereka jenuh karena tidur berdesakan dan belajar secara darurat.

Bibiana menerangkan, pihaknya menerapkan permainan bernuansa pembelajaran humanis, motivasi, dan menyenangkan agar anak-anak tetap semangat belajar.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved