Berita NTT
NTT Role Model Koperasi Pilar Negara, Nurdin Halid Jadi Anggota Kopdit Serviam
Beberapa kopdit besar bahkan sudah mampu mengucurkan pinjaman untuk usaha produktif anggota sekitar 60-80 persen.
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Rosalina Woso
menjadi Pilar Negara ialah jumlah penduduk Indonesia yang berkoperasi mencapai di atas 30 persen. Artinya, 84 juta dari 280 juta penduduk Indonesia saat ini berkoperasi.
“Di level propinsi, NTT sudah memenuhi indikator tersebut karena jumlah anggota koperasi di NTT mencapai 2,4 juta orang dari total penduduk NTT yang berjumlah sekitar 5,5 juta orang. Angka ini sangat tinggi karena mencapai 40 persen lebih. Bandingkan dengan rasio anggota koperasi nasional yang hanya 9 persen lebih. Bahkan masih jauh melampaui rasio anggota koperasi dunia sekitar 16 persen,” papar Nurdin.
Alasan kedua, kopdit-kopdit di NTT mampu menghimpun 1,3 juta orang dalam wadah koperasi. Atau, lebih dari 50 persen anggota koperasi di NTT adalah anggota Kopdit. Mayoritas kopdit di NTT kini fokus memberi pinjaman kepada anggota untuk usaha-usaha produktif.
Beberapa kopdit besar bahkan sudah mampu mengucurkan pinjaman untuk usaha produktif anggota sekitar 60-80 persen.
“Itu artinya, kopdit-kopdit di NTT berperan penting menaikkan kesejahteraan masyarakat kelas bawah dan menengah yang tidak punya akses perbankan. Yang menggembirakan, kredit yang dikucurkan beberapa kopdit besar untuk usaha produktif anggota sudah mencapai di atas 60 persen. Ini pencapaian luar biasa bahwa kopdit-kopdit mampu menghidupkan sektor riil,” ujar Nurdin.
Alasan Ketiga, kopdit-kopdit dan beberapa koperasi jasa di NTT seperti TLM Coop mampu bertumbuh dan berkembang sehat karena benar-benar berjalan di atas nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip koperasi universal dengan pendidikan anggota sebagai pilar kekuatan.
Baca juga: Dugaan Korupsi Pemanfaatan Aset di Manggarai Barat, Sekda NTT: Silakan APH Panggil Pejabat
Selain jumlah peredaran uang peminjaman yang besar, indikator lain kesehatan kopdit-kopdit ialah rendahnya rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL), yaitu rata-rata 1 persen.
“Konsistensi dan keteguhan menjalankan nilai-nilai dan prinsip koperasilah yang menarik masyarakat untuk berkoperasi. Ada trust di sana. Pendidikan calon anggota maupun pendidikan untuk anggota secara berkala menjadi kunci mengapa masalah kredit macet sangat kecil dialami kopdit-kopdit,” Nurdin Halid menambahkan.
Jadi Anggota Kopdit Serviam
Untuk memastikan data-data yang ada, Nurdin Halid melakukan kunjungan ke kantor dari empat Kopdit besar yang ada di Kota Kupang, pada Jumat dan Sabtu 28-29 Juli 2023. Empat Kopdit besar itu ialah Kopdit Serviam, Kopdit Swasti Sari, Kopdit Pintu Air, dan Kopdit Obor Mas. Keempat Kopdit itu masuk 10 besar koperasi Indonesia dari sisi jumlah anggota maupun aset koperasi.
Kunjungan Nurdin Halid diterima langsung oleh Ketua Pengurus dan pimpinan manajemen masing-masing Kopdit.
“Momentumnya memang tepat. Kunjungan Ketua Umum Prof Nurdin ke kantor kopdit-kopdit papan atas itu bertepatan dengan perayaan Hari Koperasi ke-76 sehingga semua ketua kopdit sedang berada di Kupang,” kata Ketua Dekopinwil NTT, Paulus Rante Tadung.
Kopdit pertama yang dikunjungi Nurdin Halid ialah Kopdit Serviam yang memiliki total aset Rp 423,7 miliar dan keanggotaan mencapai 67 ribu orang yang tersebar di 9 kantor cabang dan 37 kantor cabang pembantu.
Dalam pertemuan singkat sekitar 15 menit, Nurdin Halid menerima tawaran Ketua Kopdit Serviam Wara Sabon Dominikus yang didampingi General Manager Benediktus Seran untuk menjadi anggota luar biasa Kopdit yang berdiri tahun 1990 itu.
“Saya dengan senang hati mau menjadi anggota. Bukan anggota luar biasa, tetapi anggota biasa karena saya ingin aktif sebagai anggota,” ujar Nurdin Halid yang disambut tepuk tangan pengurus, manajemen, dan karyawan Kopdit Serviam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Foto-bersama-para-narasumber-lain-usai-menyerahkan-Buku.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.