Lipsus

Tim Kemensos RI ke Ende Dampingi 7 Siswi SD Korban Pencabulan Guru Dapat Kepastian Hukum

 Tim Kemensos RI di Ende, Senin (17/4) untuk mendampingi tujuh siswi SD korban pencabulan guru hnorer, bisa dapat jaminan dan kepastian hukum.

|
POS KUPANG/TOMMY NULANGI
TIM KEMENSOS - Tim Kemensos RI yakni Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Pepen Nazaruddin tiba di Kota Ende dan diterima oleh Bupati Ende Djafar Achmad dan Kapolres Ende, AKBP. Andre Librian, Senin (17/4). 

"Kalau dia sampai takut seperti ini anak saya mau sekolah dimana lagi. Apalagi dia sudah kelas lima begini, tinggal satu tahun lagi dia mau SMP. Akhirnya kepala sekolah mengambil keputusan untuk rapat intern guru supaya besoknya hari rabu rapat dengan guru-guru," ujarnya.

Keesokan harinya, tanggal 13 April 2023, para guru rapat bersama di sekolah. Dalam rapat tersebut, pelaku mengaku telah memanggil keempat siswa setelah dia bermimpi meihat empat anak itu mengalami luka pada tubuh. Pelaku kemudian memeriksa tubuh korban.

"Saat itu, ibu kepala sekolah marah kepada pelaku karena memeriksa korban. Kalau mau periksa harusnya panggil ibu guru yang periksa bukan ambil tindakan seperti itu. Ibu kepala sekolah lalu memutuskan pelaku di skors dan tidak mengajar untuk sementara waktu. Pelaku juga minta undur diri. Akhirnya ibu bilang baik sudah kalau begitu," ujarnya.

Setelah itu, kata orangtua korban, pelaku mendatangi rumahnya dan minta maaf dan dia memaafkan pelaku lalu keduanya berdamai.

Namun, besok harinya, Kamis (14/4), ibu dari pelaku itu mengamuk di sekolah karena tidak terima anaknya dikeluarkan dari sekolah dan dituduh melakukan pencabulan. "Sorenya, guru-guru datang ke rumah bilang mamanya ngamuk di sekolah. Mereka takut akan jadi masalah besar. Saya lalu bilang kalau begitu minta perlindungan di polisi," ujarnya.

Baca juga: Oknum Mahasiswa Tersangka Cabul dan Gadis Pelajar SMA Berstatus Pacaran

Karena itu, Jumat (15/4), dia bersama dengan orang tua korban lainnya ke Polsek untuk minta perlindungan. Mereka menelpon keluarganya yang adalah anggota polisi untuk memberitahu masalah tersebut. "Keluarga kami yang juga polisi ini langsung beritahu kapolsek bahwa ada kasus pencabulan anak di kampung. Mereka akhirnya langsung ke polsek. Tiba di polsek, karena anggota polisi sudah telpon bapak kapolsek, mereka langsung tangkap pelaku," ujarnya.

Saat di polsek itulah, demikian orangtua korban, dia baru tahu bahwa anaknya telah dicabuli oleh oknum guru tersebut. di Polisi, korban mengaku semua perbuatan pelaku terhadap korban dan polisi langsung meringkus pelaku di desa tersebut.

Orangtua korban yang adalah petani ini mengaku pasrah dengan kejadian yang menimpa anggota keluarganya itu. Dia sangat sedih dan tidak tahu bagaimana masa depan putrinya pasca kejadian asusila itu. Apalagi, korban masih anak dibawah umur dan harus mendapatkan perhatian khusus karena psikologi anaknya pasti terganggu dengan kejadian tersebut.

TERSANGKA - Kasat Reskrim Polres Ende, Iptu Kadiaman dan penyidik pose bersama tersangka di ruang Sat Reskrim Polres Ende, Sabtu 15 April 2023.
TERSANGKA - Kasat Reskrim Polres Ende, Iptu Kadiaman dan penyidik pose bersama tersangka di ruang Sat Reskrim Polres Ende, Sabtu 15 April 2023. (POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI)

"Kejadian ini membuat saya tambah susah. Kalau mau jalan pemeriksaan di polisi uang tidak ada. Jadi saya minta pemerintah dan para pihak membantu anak kami ini. Kami orang lemah. Kami serahkan sepenuhnya anak kami ini ke negara," ungkapnya kepada Pos Kupang saat ditemui di kediaman keluarganya.

Ia berharap, kasus yang menimpa putrinya itu menjadi kasus terakhir di desanya tersebut sehingga tidak ada anak-anak lain yang menjadi korban pencabulan dari para pelaku. "Kami juga meminta kepada sekolah supaya kalau mau merekrut guru yang akan mengajar harus guru yang berakhlak, jangan rekrut guru perusak seperti pelaku ini," pintahnya.

Orangtua korban lainnya, AR (50) juga minta kepada apara penegak hukum supaya dapat memberikan hukuman maksimal kepada pelaku. Sebab banyak sekali anak dibawah umur yang menjadi korban tindakan cabul yang dilakukan pelaku itu. "Kalau bisa beri hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku ini. Karena banyak korban anak kecil yang dicabuli nya," tegasnya.

Baca juga: Korban Calon Pendeta Cabul di Kabupaten Alor Ada 14 Orang Ini Datanya

Kepala Desa setempat, YL (62), prihatin atas kejadian memilukan yang menimpa siswa yang adalah warga desa seempat. Ia tak menyangka seorang guru yang seharusnya memberikan pamitan bagi para siswa justru menjadi pelaku dari kasus pencabulan itu. "Sebagai pemimpin wilayah, kami merasa prihatin dengan kasus yang menimpa korban," kata kades, Minggu (16/4).

Ia mengaku tidak mengetahui pasti kronologis kejadian tersebut, namun yang informasinya tindak percabulan terhadap siswi SD itu sudah lama dilakukan pelaku. Kades berharap pelaku di proses hukum dan dikenai sanksi yang maksimal sebab perbuatan itu telah melukai hati korban dan keluarga. "Kita serahkan sepenuhnya kepada polisi supaya memproses kasus ini sesuai dengan perbuatannya," ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Ende, Mensy Tiwe menyesalkan kejadian yang menimpa tujuh siswa sekolah dasar (SD) di Ende. Pihaknya menyerahkan proses hukum kasus itu kepada pihak kepolisian. Terkait statusnya sebagai guru honor, Kadis Mensy mengatakan, "Status dia sangat mudah diproses. Karena tidak ada hal yang melekat dalam dirinya sebagai seorang ASN. Kita serahkan sepenuhnya pada kepolisian," ungkap Mensy, Minggu (16/4).

Mensy mengatakan, tindakan bejat yang dilakukan oknum guru tersebut akan menjadi bahan refleksi bagai dinas dan sekolah agar kedepan dapat lebih selektif melakukan perekrutan seorang guru. "Tindakan itu mungkin menjadi refleksi bagi kami bahwa sekolah dalam merekrut guru harus melakukan supervisi terlebih dahulu. Dan ini juga yang menjadi perhatian kami," ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved