Opini

Opini Prof Feliks Tans: Surat Terbuka Kepada Gubernur NTT, Menciptakan Sekolah Unggul

Melalui sekolah unggul itu, NTT akan lebih mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang juga unggul – Syukur kalau super unggul.

Editor: Alfons Nedabang
DOK POS-KUPANG.COM
Foto Ilustrasi - SMAK Giovanni Kupang Pertahankan Sekolah Unggulan. 

Membangun Optimisme

Untuk mengubah pesimisme itu menjadi optimisime, artinya semua sekolah di NTT dan melalui NTT, semua sekolah di Indonesia, menjadi sumber terciptanya SDM unggul, Bapak Gubernur, kiranya, berkenan mengubah focus kebijakan pendidikan Bapak.

Fokusnya, sebaiknya, beralih dari pembelajaran (teaching) yang kurang relevan dengan BMKB siswa kepada aktivitas belajar (learning) siswa yang 100 persen sesuai dengan BMKB-nya.

Dalam konteks Indonesia, Bapak Gubernur, saya sudah sampaikan ide ini kurang lebih 12 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Desember, 2011, ketika saya menulis sebuah artikel di Harian Umum Kompas dengan judul “Desentralisasi Pendidikan” (hlm. 7).

Ide itu kemudian dipertegas melalui sebuah artikel saya lainnya yang juga diterbitkan di media yang sama dengan judul “Menggagas Pendidikan Khas Indonesia” (18 November, 2014).

Demikian juga, ketika di Harian Umum Pos Kupang ini, saya menulis sebuah artikel berjudul “Tentang Pendidikan Bermutu” (5 Mei, 2003,hlm. 4). Intinya sama, yaitu ini: saya mengingatkan bahwa kalau Indonesia mau menjadi bangsa yang besar, tidak ada jalan lain selain mengubah system pendidikannya untuk membuatnya lebih mampu menjawab tantangan jaman bagi masa depannya yang lebih baik.

Namun, Indonesia, rupanya, tidak mau dengar. NTT juga demikian. Akibatnya, Indonesia, memang semakin maju. Itu harus diakui, Bapak Gubernur, tetapi kemajuannya tidak sehebat seperti yang dialami negara maju seperti Singapura, Korea Selatan, Australia, dan Jepang.

Baca juga: Opini Teguh Prakoso: Mengenal Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh

Dengan demikian, mengubah system pendidikan yang selama ini salah itu bersifat mendesak supaya ke depan kita tidak gagal lagi dalam menghasilkan SDM yang unggul.

Sudah tiba saatnya untuk kita berhenti “memroduksi” SDM dengan mutu buruk seperti para pemalas yang hidupnya tetap saja miskin di tengah alam Indonesia yang kaya raya hanya karena mereka tidak mau berusaha untuk keluar dari kungkungan kemiskinan itu.

Hal ini, tentu, sangat relevan dengan Provinsi NTT dengan predikatnya yang tidak selalu harum seperti yang saya singgung sebelumnya, Bapak Gubernur.

Berharap pada Gubernur

Dengan demikian, Bapak Gubernur, kita sepakat persoalan kemikiskinan dan mutu pendidikan yang rendah di NTT, dalam konteks Indonesia, atau di Indonesia, dalam konteks dunia, tidak sepenuhnya masalah rakyat/murid.

Seperti yang disampaikan di atas, Bapak Gubernur, system pendidikan yang salah tersebut berandil besar dalam menciptakan kemiskinan dan “kebodohan” di NTT secara khusus, di Indonesia secara umum.

Karena itu, Bapak Gubernur, ketika Bapak muncul dengan ide besar untuk menghasilkan sekolah unggul di NTT ini, saya amat sangat senang.

Namun, saya takut ketika fokus Bapak salah seperti yang saya kemukakan di atas, mimpi besar itu akan tetap jadi mimpi. Dia tidak akan bisa diwujudnyatakan.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved