Opini

Opini Januar J Tell: Mengkritisi Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

Menurut berbagai media lokal di NTT, pemerintah berdalih bahwa kedisiplinan harus dibiasakan dari bangun pagi dan masuk sekolah jam 5 pagi.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/ELISABETH EKLESIA MEI
Siswa SMAN 6 Kupang sedang belajar, Selasa 28 Februari 2023. Siswa masuk sekolah jam 5 pagi. Januar J Tell menulis opini Mengkritisi Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi. 

POS-KUPANG.COM - Lagi-lagi muncul kebijakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ) yang sangat kontroversi. Kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi yang sekarang sudah bergeser ke jam 05.30 Wita menjadi ramai dan banyak sekali warga yang protes di berbagai media sosial.

Banyak sekali hal kritis yang diangkat berkaitan dengan kebijakan ini. Apakah pembuat kebijakan ini betul-betul mengerti tentang pendidikan?

Apakah sudah ada riset yang dibuat pemerintah daerah NTT yang menunjukan efektivitas masuk sekolah jam 5 pagi terhadap kualitas pendidikan di NTT? dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan kritis berkaitan dengan kebijakan ini.

Tulisan ini untuk mengkritisi bagi para pemegang kebijakan, khususnya pemegang kebijakan pendidikan di NTT.

Menurut berbagai media lokal di NTT, pemerintah berdalih bahwa kedisiplinan harus dibiasakan dari bangun pagi dan masuk sekolah jam 5 pagi.

Adapun kepala sekolah yang menambahkan, “ilmu yang bagus di dapat pada pukul 5 pagi”. Saya pribadi mempertanyakan hal ini.

Apa arti kedisiplinan menurut pemerintah dan sekolah? Kemudian, apakah kedisiplinan hanya diukur dari masuk sekolah jam 5 pagi saja? Saya merasa kedisiplinan yang diukur dan dibiasakan hanya dari masuk sekolah jam 5 pagi, adalah pemikiran keliru.

Baca juga: Opini Yohanes Mau: Aturan Prematur Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

Bagi saya pribadi, disiplin itu berkaitan dengan aturan, dan tidak ada kaitan antara disiplin dengan jam 5 pagi, jam 4 pagi, atau jam 3 pagi pergi ke sekolah.

Siswa yang datang ke sekolah sebelum jam 7 pagi karena aturan kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah jam 7 pagi, sudah menunjukan bahwa siswa tersebut disiplin. Jadi, buat apa membuat kebijakan aneh dengan masuk sekolah jam 5 pagi untuk melatih disiplin?

Lebih lanjut, disiplin waktu yang mungkin bisa menjadi prioritas dilakukan pihak sekolah dan pemerintah daerah untuk diajarkan ke siswa seperti, bagaimana siswa bisa mengumpulkan tugas tepat waktu, membagi waktu belajar dan waktu bermain yang seimbang (siswa bukanlah robot yang hanya punya tugas belajar), dan disiplin datang ke sekolah sebelum jam 7 (seperti aturan awal), dan lain-lain. Hal-hal seperti ini yang perlu diperhatikan, bukan sebaliknya memaksa siswa datang jam 5 pagi supaya disiplin.

Saya lebih cenderung menyarankan pemerintah dan sekolah untuk melatih siswa-siswi memiliki sifat kepemimpinan yang beradab dan bertatakrama.

Jika hal ini sudah diajarkan sejak dini maka bukan tidak mungkin pada saatnya nanti anak-anak ini akan menjadi pemimpin di daerah ini.

Kritik lain berkaitan dengan kebijakan ini adalah apakah ilmu paling bagus didapat di jam 5 pagi (seperti pernyataan salah satu kepala sekolah di NTT)? Apa dasar klaim seperti ini?

Baca juga: Opini Teguh Prakoso: Mengenal Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh

Saya yakin banyak pendidik yang setuju bahwa setiap siswa punya karakter masing-masing dalam belajar, baik itu cara belajar, waktu belajar, lokasi belajar, dan lain-lain.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved