Opini
Opini Theresia Wariani: Belajar Etos dan Ilmu Mendidik dari Negeri Sakura
Pendidikan yang sarat nilai akan menumbuhkan positive culture. Bila dilakukan pembiasaan, hal ini akan mengakar pada pribadi peserta didik.
POS-KUPANG.COM - Pendidikan yang sarat nilai akan menumbuhkan positive culture. Bila dilakukan pembiasaan, hal ini akan mengakar pada pribadi peserta didik.
Peserta didik yang adalah aset bangsa perlu memiliki budaya positif ini. Inilah tanggung jawab moral yang terlihat pada diri Ibu Ana Widyastuti, penulis buku Spirit of Kyoto.
Jepang adalah negeri multi kultural sangat kaya dengan nilai moral dan budaya. Spirit untuk membangun diri tergugah dengan pengalaman langsung yang dialami penulis buku tersebut di Negeri Sakura.
Banyak hal yang dapat dipelajari di negeri Jepang untuk memperkuat nilai moral dan budaya Indonesia, antara lain kearifan, kepedulian, kecepatan, empati, keramahan, kedisiplinan dan masih banyak lagi.
Keindahan perilaku tertib teramat mengilhami dan menginspirasi untuk membangun diri. Etos yang baik ini dari Negeri Sakura sangat relevan diterapkan untuk pengembangan institusi.
Buku Spirit of Kyoto menuliskan tentang kisah pengembaraan untuk memperkaya pengalaman di bidang pengembangan pendidikan.
Program International Academic Recharging to Japan 2017 for Principal Muhammadiyah yang dijalani bu Ana dan para rekan Kepala Sekolah adalah perjalanan langsung menelusuri berbagai kota. Kota-kota yang dijelajahi antara lain Osaka, Tottori, Kyoto, Himeji dan Nara.
Baca juga: Opini Albertus Muda S.Ag: Pendidikan, Pengajaran dan Kekerasan
Keindahan dan nilai budaya dari berbagai kota ini tak terbantahkan. Selingkung yang elok ini direkam, ditulis dan ditelaah dengan indah.
Berbagai hal baik yang mengesan di hati diambil untuk dijadikan point yang penting, berupa berbagai pengetahuan dan pengalaman berharga diperoleh melalui kunjungan ke berbagai kota ini.
Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui serangkaian perjalanan sangatlah beragam. Hal ini dapat diterapkan dan dibagikan pada para guru dan lembaga pendidikan.
Aktor penting dalam dunia pendidikan adalah dimilikinya guru-guru yang hebat. Berapakah jumlah guru yang tersisa, itulah yang ditanyakan oleh Kaisar Jepang saat bom atom meluluhlantakkan Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Betapa Jepang sangat menghargai dan menghormati para guru sebagai pejuang generasi. Guru memiliki peran yang besar untuk menyelamatkan bangsa dari keterpurukan. Guru adalah asset bangsa yang akan membantu generasi mencapai tujuan hidup secara optimal.
Guru merupakan tenaga pendidik yang akan menghasilkan anak didik yang berkualitas dengan memberikan berbagai pengetahuan dan didikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan di sekolah agar siswa belajar dengan hati bahagia, itulah yang nampak pada sekolah di Jepang. Kebiasaan menarik lainnya adalah bahwa orangtua memiliki kepedulian pada lembaga pendidikan tempat anaknya belajar.
Baca juga: Opini Ovan Baylon: Hacker dan Kolonialisasi Digital